Berita Surabaya Hari Ini
Jadi Pemasok Kafe, Kelompok Tani Serpis Mulai Budidaya Kale
Popularitas Kale di kalangan para pelaku makanan sehat cukup besar, mulai dari dikonsumsi dalam bentuk selada hingga diolah menjadi jus.
Penulis: Suyanto | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Popularitas Kale di kalangan para pelaku makanan sehat cukup besar, mulai dari dikonsumsi dalam bentuk selada hingga diolah menjadi jus. Produk makanan yang terbuat dari Kale juga baru bisa ditemukan di restoran atau kafe-kafe.
Melihat peluang ini, Kelompok Tani Serpis di Kelurahan Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya selama tiga bulan terakhir mulai pembibitan kale.
Awalusi, Ketua Kelompok Tani Serpis mengungkapkan kelompoknya yang berisi 33 ibu-ibu di RW 4 Jemur Wonosari memang terbiasa membudidayakan tanaman dari bentuk bibit.
Pembibitan Kale yang dilakukan kelompoknya bahkan dilakukan secara otodidak karena saran dari beberapa pengelola kafe untuk mulai budidaya Kale.
"Permintaan teman-teman yang punya kafe, ingin dipasok sayuran yang biasa dikonsumsi di kafe. Tapi saat panen malah yang pesan duluan dari kampus Petra (Petra Christian University) untuk pasokan di kafe kampus,"ungkap Lusi.
Dikatakan Lusi, penanaman Kale ini awalnya dilakukan secara hidroponik hingga panen pertama kali yang mencapai satu kilogram. Namun, karena masa panen yang cukup lama dan tidak perlu pembibitan ulang, kelompoknya memutuskan menanam Kale di tanah.
"Awalnya hidroponik, karena siklusnya lama makanya kami budidaya di tanah. Untuk 100 gram Kale kami jual Rp 10.000,"ujarnya.
Selain dari Kale, Kelompok Tani Serpis rutin menjual hasil panen sayurnya hingga tiap bulannya bisa mendapat omset mencapai Rp 2 juta.
Retno Winarni, anggota Kelompok Tani Serpis mengungkapkan sementara menunggu masa panen Kale. Lahan kebun Serpis masih aktif memproduksi berbagai sayur yang selalu habis setiap panen. Mulai dari pokcoy, selada, kangkung, sawi caysim, hingga bayam brazil.
"Setiap panen selalu habis, 40 persen dikonsumsi anggota, sisanya dijual umum,"lanjutnya.
Penjualan sayur ini, dikatakan Retno masih dilakukan melalui WhatsApp. Termasuk masyarakat umum yang datang ke kebun biasanya memesan melalui WhatsApp untuk mengetahui sayuran yang siap dipanen.
"Kami juga jual produk olahan ala kafe,yang unik dari sayuran. Tapi untuk event-event khusus. Seperti gado-gado dibungkus rice paper dinamakan sayur gulung kuming dan dicocol bumbu gado-gado. Ada juga burger menggunakan Pattie sayur. Sushi sayur, jadi dibungkus bukan sama Nori tapi sayur,"ujarnya.
Ke depan, Kelompok Tani Serpis ini berencana membuka kafe kebun kita yang menjual makanan dan minuman herbal inovatif. Tentunya dilengkapi dengan berbagai wahana mini edusiwata, sehingga semakin menambah ketertarikan masyarakat akan urban farming dan konsumsi makanan sehat.
JANGAN KAGET! Jadi Wali Kota/Bupati Butuh Modal 70 Miliar, Jadi Gubernur Butuh Modal 1,7 Triliun |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital |
![]() |
---|
Rumah Sakit Baru Pemkot Surabaya RSUD Eka Candrarini Diresmikan, Layanan Unggulan Bagi Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Distribusikan PLTS ke Sekolah, Ajak Gunakan Green Energy |
![]() |
---|
Kesenjangan dan Lemahnya Inovasi Pendidikan Masih Jadi PR Besar di Jatim, Anggaran 2024 Justru Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.