Kontroversi Tahanan Rutan Gresik Mati

Kematian Tersangka Buang Bayi Dirasa Janggal, Keluarga Ungkap Jual Beli Ruang Tahanan Rp 3,5 juta

Bukan hanya penyebab kematian yang dipertanyakan, pihak keluarga akhirnya juga mengungkap adanya praktek jual beli ruang tahanan di dalam Rutan.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Willy Abraham
Foto semasa hidup Belva Pandega Nuswantara ketika menikah di Rutan Polres Gresik yang masih disimpan keluarga almarhum Belva, Kamis (5/10/2023) 

SURYAMALANG.COM , GRESIK - Kematian Belva Pandega Nuswantara (BP) , seorang tahanan kasus pembuang bayi di Rutan Kelas II B Gresik memunculkan kontroversi.

Kematian BP (24) dipertanyakan oleh pihak keluarga karena dinilai ada kejanggalan.

Bukan hanya penyebab kematian yang dipertanyakan, pihak keluarga akhirnya juga mengungkap adanya praktek jual beli ruang tahanan di dalam Rutan.

Sebagai informasi, Belva Pandega Nuswantara (BP), seorang tersangka pembuang bayi di Panti Asuhan Al Hikmah, Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit oleh pihak Rutan pada Rabu (25/10/2023) malam.

Pihak keluarga merasa ada yang janggal dengan kematian BP.

Apalagi pihak keluarga sempat mentransfer uang sebesar Rp 3,5 juta kepada seseorang diduga di dalam tahanan Rutan Kelas II B Gresik.

BY, mewakili pihak keluarga menyatakan tidak percaya, kematian BP disebut akibat serangan jantung.

Menurutnya, BP mengalami dehidrasi saat di dalam rumah tahanan Kelas II B Gresik yang ada di Banjarsari, Gresik.

"Keponakan saya tidak punya riwayat jantung. Kenapa kepala rutan bilang itu, keluarga mendapat informasi kalau almarhum BP dilarikan ke rumah sakit. Saat tiba di RSUD Ibnu Sina, keponakan saya sudah meninggal dunia. Kata dokter itu karena dehidrasi kekurangan air," ujarnya, Sabtu (28/10/2023).

BY menceritakan semasa masuk Rutan Kelas II B Gresik, BP kerap menelepon ibunya.

BP Mengeluh kekurangan air hingga kesulitan buang air besar.

Berbeda saat masuk di Rutan Polres Gresik. Kondisinya tidak apa-apa.

"Masuk Rutan Gresik belum seminggu nyawanya sudah melayang (meninggal dunia)," katanya.

BP bisa menelepon ibunya melalui smartphone milik Tamping (Tahanan Pendamping).

BP mengeluhkan soal ruangan karantina karena sesak dan kurangnya air minum maupun air bersih untuk mandi dan buang air.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved