Berita Malang Hari Ini
Tim Adiwiyata Kota Malang Menilai SDN Tunggul Wulung 2, Sekolah Siapkan Enam Pokja
Kepala SDN Tunggulwulung 2 menjelaskan bahwa sekolah ini baru pertama kali ikut penilaian Adiwiyata tingkat kota pada sekolah imbas.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM-MALANG-Tim penilai Adiwiyata Kota Malang mendatangi SDN Tungggulwulung 2 Kota Malang, Selasa (7/11/2023). Mereka disambut meriah oleh para siswa, termasuk dengan sajian tarian. Dwi Utomo SPd, Kepala SDN Tunggulwulung 2 menjelaskan bahwa sekolah ini baru pertama kali ikut penilaian Adiwiyata tingkat kota pada sekolah imbas.
"Kami adalah sekolah imbas Adiwiyata dari SDN Kotalama 1," jelas Dwi pada suryamalang.com di sela acara. Dikatakan Sutaji, tim penilai dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, hari ini, tim penilai ke tiga sekolah. Yaitu SDN Tunggulwulung 2 dan 3 serta SDN Karangbesuki 4. "Sekolah yang sudah mendapat Adiwiyata nasional itu minimal membina tiga sekolah. Tapi SDN Kotalama 1 membina empat sekolah," papar Sutaji.
Menurut Dwi, sekolah menyiapkan enam kelompok kerja (pokja) Adiwiyata. Yaitu Satwasaur (satu siswa satu tanaman). Tugasnya selain melakukan pembibitan, penanaman, pemeliharaan juga memberikan edukasi pada siswa tentang keanekaragaman hayati dan cara merawatnya. Termasuk memanfaatkan limbah air cucian beras.
Lalu ada pokja Bolu Manis (biopori menjadi lingkungan sehat dan bersih). Pokja Sibokas (kursi botol bekas), pokja Kancil Billar (kantin kecil bikin hilang lapar) "Jasera" yang bebas dari pengenyal, perasa, pengawet, pemanis, pewarna dan penyedap. Lalu ada pokja Jaguar (bijak gunakan energi) dan Mangga (mading Artungga) sebagai wahana edukasi Adiwiyata untuk literasi sekolah.
"Sementara ini ada enam pokja Adiwiyata," jelas Dwi. Dikatakan, sebenarnya sekolahnya sudah lama melakukan kegiatan keperdulian pada lingkungan. "Tapi ada kekurangannya. Apa yang kami lakukam kurang terdokumentasi dan pengadministrasiannya. Hal ini jadi pelajaran buat sekarang," jawab kasek. Tim penilai antara lain juga melakukan wawancara dengan siswa seperti menjelaskan apa yang ditulis di mading yang berada di kelas.
"Isi madingnya apa saja? Selain di masing, menggunakan sarana lain apa?" tanya juri. Siswa menjawab menggunakan media sosial. Di mading itu ada beberapa artikel. Dwi berharap kegiatan pada keperdulian lingkungan hidup tak berhenti di penilaian. "Targetnya itu harus kontinnyu di bidang pembiasaan lingkungan dan tak berhenti pada kegiatan di penilaian. Ini sebagai komitmen kami," jawab kasek.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.