Juragan SPBU Terpaksa Lepas 5 Ha Lahan Terdampak Proyek Jalan Tol Kediri - Tulungagung

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - “Kalau ke pengadilan, saya tidak paham hukum, sekolah saya SD. Mau gugat seperti apa pasti kalah,” keluh Sutrimo, juragan Kacang Sanghai Gangsar di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (15/11/2023).

Sutrimo adalah bagian dari warga terdampak proyek jalan Tol Kediri - Tulungagung.

Ia memiliki tanah seluas hampir 6 hektare, dan 5 hektare di antaranya terdampak proyek Tol Kediri-Tulungagung.

Sutrimo mengaku pasrah saja karena tidak punya pilihan selain menerima harga appraisal.

Pengusaha yang juga dikenal pemilik banyak SPBU ini hanya meminta sisa tanah yang ada juga dibeli semua.

“Sisanya hanya beberapa ratus meter, tapi kalau tidak dibeli sekalian buat apa? Tidak bisa dipakai apa-apa,” katanya.

Warga lainnya, Supri, akhirnya juga ikut antre tanda tangan menyetujui harga appraisal.

Menurutnya, proses pembelian lahan ini sangat tidak adil buat masyarakat.

Sejak awal warga diberi janji manis diberi ganti untung, bukan ganti rugi.

“Ternyata harganya juga tidak sesuai harapan. Mau ke pengadilan juga malah repot,” keluhnya. 

Sementara, warga terdampak yang menolak harga appraisal menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kelurahan Panggungrejo, 

Mereka membentangkan aneka poster berisi penolakan nilai ganti rugi yang ditetapkan appraisal, karena dinilai terlalu rendah.

Protes ini dilakukan menjelang musyawarah ketiga, atau musyawarah terakhir penetapan bentuk ganti rugi Tol Kediri-Tulungagung.

Mereka juga menyebut nama perusahaan rokok Gudang Garam dalam protes kali ini.