Berita Malang Hari Ini
Cerita Parenting dari Keluarga Hebat Puguh Founder RSU Wajak Husada Malang, Didik Anak Sesuai Bakat
Cerita parenting dari keluarga hebat Puguh, founder RSU Wajak Husada Malang, didik anak sesuai bakat
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, - Cerita parenting dari keluarga hebat Puguh, founder RSU Wajak Husada Malang begitu mengesankan.
Puguh Wiji Pamungkas menjabat sebagai founder RSU Wajak Husada Malang sedangkan istrinya dr. Fitriya Fajar Wati menjadi Direktur RSU Wajak Husada.
Pasangan yang dikaruniai tiga orang anak ini menjalankan bisnis bersama yang salah satunya adalah RSU Wajak Husada.
Puguh Wiji Pamungkas yang berasal dari Malang bertemu istrinya, Fitriya asal Gresik saat kuliah di Universitas Udayana, Bali.
Tahun 2011 awal setelah menikah, pasangan ini pulang kampung ke Malang dan punya satu visi dan misi yang sama untuk jadi pengusaha.
Dari tekat tersebut, Puguh dan Fitriya mulai merintis bisnis dengan membuka toko obat di pasar Wajak, Malang.
Dari toko obat itu, bisnis mereka berkembang hingga kini bisa menjadi rumah sakit.
Dalam prosesnya, Puguh dan Fitriya menyadari tidak mudah membangun bisnis bersama dengan pasangan.
Itu sebabnya, Puguh dan Fitriya berusaha menjalani konsep couple planner yakni cara untuk membagi diri secara profesional di dalam perusahaan dan mengembangkan perusahaan itu bersama-sama.
Fitriya sebagai ibu rumah tangga menjelaskan seperti apa caranya membagi peran antara jadi ibu rumah tangga dan sebagai direktur perusahaan.
Hal ini pun juga bisa dicontoh oleh pasangan-pasangan lain yang ingin membangun bisnis bersama.
"Selesaikan dulu urusan di internal rumah tangga, harus kokoh dulu sebagai dasar pijakan untuk mengokohkan bisnisnya" kata Fitriya dalam wawancara bersama Suryamalang.com, Sabtu (2/12/23).
Cara mengokohkannya kata Fitriya dengan sharing leadership yakni pembagian peran dimana anak harus mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Sebagai contoh tidak harus Fitriya yang menyuapi anaknya tapi bisa suaminya atau orang lain di bawah pengawasan Fitriya.
"Anak harus tetap sekolah dengan baik, harus tetap belajar, cerdas, berprestasi tetapi tidak harus seratus persen saya yang melakukan" kata Fitriya.
"Artinya ada kerjasama, barangkali Pak Puguh yang mengantarkan anak-anak berangkat sekolah yang mengajari anak-anak ketika akan ujian" imbuhnya.
"Kata kuncinya adalah sharing leadership, kerjasama antara suami dan istri dalam menghandle, menyelesaikan internal rumah tangga sehingga perusahaan akan berjalan secara profesional" jelas Fitriya.
Berbicara tentang pola asuh, Fitriya menjelaskan kalau anak belajar dari apa yang dilihat dan apa yang dipikirkan oleh orang dewasa dan berbicara sesuai lingkungannya.
Itu sebabnya, anak sulung Fitriya bernama Azzam sejak kecil sudah diajak mengikuti aktivitas orang tuanya.
Bahkan ketika Azzam masih kecil dan rewel, Fitriya yang harus melakukan briefing karyawan turut mengajak putranya.
"Saya ceritakan apa aktivitas ibunya, apa yang sedang dilakukan kalau saya tidak bersama dia saya ceritakan sorenya, kemana saja saya seharian itu" ungkap Fitriya.
"Itu mungkin barangkali yang jadi endapan memori dia bahwa sepanjang Azzam dari kecil sampai sekarang besar itu ayah dan ibunya ada di sekitaran dia padahal itu tidak di rumah barangkali dia yang mengikuti kegiatan kita di luar" imbuh Fitriya.
Azzam sendiri sudah membuat buku soal perjalanannya menjadi tumbuh dewasa dengan didikan abi dan umiknya.
"Dari saya menulis buku itu, saya akan selalu mengingat pelajar-pelajaran berharga yang telah disampaikan oleh Abi-Umik" ujar Azzam di kesempatan yang sama.
"Terkususnya oleh Abi, karena selama saya hidup selalu diajarkan oleh Abi, bahwa sebagai manusia harus kemudian bermanfaat dan berguna bagi orang lain" terangnya.
Di usia Azzam yang masih kelas 5 SD, Ia sudah pernah berpidato di depan karyawan rumah sakit untuk mengisi moorning briefing.
Azzam melakukan hal itu karena termotivasi untuk mengimplementasikan materi yang didapatkan dari sebuah pelatihan.
Dalam pidatonya, Azzam menyampaikan tentang kepuasan customer terhadap bisnis.
Azzam meneliti kepuasan customer itu penting untuk pertumbuhan bisnis.
"Jadi yang membuat rumah sakit terkenal dan besar itu sebenarnya terjadi karena kepuasan pelanggan" tegas Azzam.
"Dari kepuasan pelanggan itu, saya mencari apa sih kepuasan pelanggan itu menurut orang-orang hebat di luar sana dan dari situlah saya berani menyampaikan" pungkasnya.
Azzam mengaku mendapatkan ilmu tersebut dari orang tuanya.
Menilai kemampuan Azzam di usianya yang masih kecil, Puguh menilai setiap generasi berbeda-beda tapi satu hal yang sama adalah keteladanan.
"Keteladanan itu yang saya pikir generasi apapun itu dibutuhkan dalam proses pola asuh" ungkap Puguh.
"Saya mendorong dia mengerjakan apa yang saya kerjakan. Jadi kalau saya menulis, saya dorong dia untuk menulis, saya suka pidato saya juga dorong untuk ikut" kata Puguh.
Dari proses itu, Puguh melihat seperti apa ketertarikan Azzam terhadap bidang yang dia pelajari.
Puguh pun kaget sebab putranya yang masih kecil bisa fokus ikut dalam diskusi orang dewasa atau forum pelatihan yang umumnya membosankan bagi anak-anak.
Fitriya sendiri menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mencari dan meneliti minat dan bakat anak.
Sebelum menemukan bakat Azzam di bidang penulisan, Fitriya juga menyodorkan banyak aktivitas lain seperti berenang.
Akan tetapi Azzam lebih minat di bidang penulisan dan public speaking seperti orang tuanya.
Pesan dari Fitriya untuk para orang tua agar anak tidak stres dalam belajar dan menggali bakatnya adalah dengan menerapkan pola pendampingan.
Pola pendampingan yang dimaksud adalah dengan challenge directly care personality, artinya memberi tantangan atau perintah kepada anak, namun diimbangi dengan kepedulian terhadap anak.
"Kalau kita sudah mencari pola terbaik yang disukai anak, kemudian mencarikan lingkungan yang mendukung proses tumbuh kembang anak" kata Fitriya.
"Kemudian mengintervensi dalam tanda kutip kita mengarahkan challenge directly care personality" imbuhnya.
"Jadi kita challenge tapi dalam satu waktu kita care, ayo nak, ini hadiah buat kamu, hari ini kita belajar ibu temenin" lanjutnya.
"Challenge directly care personality itu akan membuat anak enjoy menikmati proses agar anak tidak stres" tandas Fitriya.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
founder RSU Wajak Husada Malang
keluarga hebat Puguh
Puguh Wiji Pamungkas
Fitriya Fajar Wati
Direktur RSU Wajak Husada
RSU Wajak Husada Malang
parenting
suryamalang
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.