Berita Surabaya Hari Ini
Sosok Marcel Pelajar SMPN 37 Surabaya yang Tewas Dibacok Usai Terlibat Tawuran di Surabaya
Marcel merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Toni dan Rita yang tinggal di kawasan Jalan Kapasari Perdukuhan Gang 5, Simokerto
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: rahadian bagus priambodo
Namun, menurut Nezha, itulah sosok Marcel si pemantik gelak tawa dan pembuat hangat komunikasi di dalam tongkrongan pertemanan.
"Dia itu guyonannya memel, selalu lucu, gak tahu garing. Kadang sampai ada yang baper gara gara baper. Akhirnya gojlok gojlokan. Ya tak ada masalah apa-apa," katanya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka korban.
Dirinya tak menyangka bakal kehilangan teman dan sahabat karib semasa kecil dalam waktu cepat dengan cara yang demikian tragis.
Ia mengetahui pertama kali kabar tersebut melalui broadcast pesan berantai yang masuk ke berbagai macam grub WhatsApp (WA) kalangan pertemanannya.
Nezha tak menyangka, sang sahabat tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Berdasarkan video rekaman kondisi jenazah sang teman, ia melihat darah membasahi sekujur tubuh Marcel, sapaan akrab sang sahabat.
Kemudian, ia melihat kondisi luka sobek yang begitu jelas dan panjang. Yakni luka sobek berpola setengah lingkaran dari dada depan dekat ketiak sisi kanan, hingga ke belakang punggung tubuh sang sahabat.
"Saya lihat video mayat yang banyak darahnya. Luka di lempeng dada depan sampai belakang. Melingkar," katanya.
Padahal, beberapa jam sebelum kejadian, ia mengaku sempat menemui Marcel di rumah sang sahabat.
Rencananya, ia ingin mengajak sang sahabat untuk bermain dan tidur di rumahnya yang memang bertetangga hanya berjarak sekian langkah saja.
Namun, Nezha mengaku mengingat betul Marcel menjanjikannya bakal datang ke rumah setelah selesai 'ngonten'.
Benar, lanjut remaja bertopi abu-abu itu, bahwa Marcel sempat menunda ajakannya karena hendak bermain dengan kelompok 'circle' pertemanan lainnya untuk 'ngonten', yang artinya, tawuran.
"Maksudnya konten, ya tawuran itu. Komunitas teman Marcel yang bikin konten itu, berbeda jauh dengan komunitas teman sekolah," ungkapnya.
Nezha berharap kepada pihak kepolisian dapat segera menangkap para pelaku yang menewaskan sahabatnya itu. Ia menduga pelaku penyebab sahabatnya tewas berjumlah lebih dari satu orang.
"Ya lekas ditangkap pelakunya. Mangkel. Temanku sampai mati begitu. Sampai kehilangan nyawa. Iya berharap agak polisi menangkap. Kalau dibiarkan dia enak enak, gak ada pertanggungjawaban. Harus ditangkap kalau gak malah korban tambah banyak," pungkasnya.
Kemudian, Ibunda korban Rita Maulita (48) mengatakan, dirinya tidak menampik bahwa anaknya itu memiliki perangai yang sedikit cenderung tertutup.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.