Berita Surabaya Hari Ini

Penuturan Barista Korban Bacok Gerombolan Tukang Pencak di Jalan Tunjungan, Surabaya

ULAH PENGECUT - Ada beberapa orang bagian dari massa tampak mengayunkan benda di genggamannya tepat mengenai tubuh si pemuda yang menjadi korban.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yuli A
luhur pambudi
ULAH PENGECUT - Sandi Harvany (19), barista kafe di Wonokromo, Surabaya menjadi korban kebrutalan massa beratribut perguruan pencak silat di depan toko sepatu Jalan Tunjungan, Genteng, Surabaya. 


Mengenai jumlahnya, ia memperkirakan sekitar lebih dari 50 orang. Gerombolan tersebut datang mengendarai motor yang beragam. Mulai dari motor berkopling, motor 'bebek', hingga matik.


Sebelum menyerang ia dan temannya. Gerombolan tersebut datang melintasi ruas Jalan Tunjungan tersebut seraya menggeber-geber knalpot brong dan mengumpat seraya berteriak-teriak ke sana ke mari. 


"Saya enggak tahu, pokoknya ramai banget ya 50-an orang. Secara spesifik yang mengeroyok saya jumlahnya 2 orang. Karena aku langsung lari ke arah pulang. Iya saat kejadian, kami berpencar. Saya duduk di tempat duduk iya depan toko sepatu itu. Kondisi Jalan Tunjungan ya masih ramai," ujarnya saat ditemui awak media di kediamannya, kawasan Kelurahan Ngagel Rejo, Genteng, Surabaya, Senin (15/1/2024). 


Sandi mengakui bahwa pada malam itu dirinya hanya ingin nongkrong bersama beberapa temannya, selepas bekerja menjadi barista di sebuah kafe dekat rumahnya. 


Tidak cuma berdua, sebenarnya rencana untuk nongkrong melepas penat itu, bakal diikuti belasan orang teman-temannya. 


Namun, Sandi dan Aldy yang lokasi tempat bekerjanya berdekatan, memilih berangkat lebih dahulu, mengendarai motor mereka masing-masing secara beriringan. 


Nanti setiba di Jalan Tunjungan dengan memilih spot lokasi yang enak dan nyaman. Ia bakal memberi kabar para temannya yang akan datang menyusul. 


Setelah 30 menit nongkrong menunggu rombongan temannya yang tak kunjung tiba. Ternyata, bak pepatah 'jauh panggang dari api', yang datang malah rombongan massa liar yang mengamuk. 


"Iya konvoi bleyer-bleyer, sambil teriak-teriak. Kayaknya sebelum (saya dipukuli) ada korban lain. Kayaknya mereka mencari anak silat lain. Iya (disweeping)," ungkapnya. 


Seingatnya ada dua orang pria beratribut pencak silat yang mengeroyok dan menyabetkan pisau hingga mengenai kepalanya. 


Namun, Sandi berhasil kabur dari kepungan massa yang berangsur-angsur semakin banyak dan kalap mengejar dirinya. 


"Setelah menancap di kepala, enggak tahu pakai senjata apa, langsung lari saya. Saya lari sambil pegang kepala. Dibacok kepala, saya kerasa. Iya basah banyak darah," jelasnya. 


Orangtuanya sudah membuat laporan kepolisian di markas kepolisian setempat. Sandi berharap para pelaku pengeroyokan dirinya dapat segera ditangkap, sehingga tidak lagi ada korban. 


"Iya saya ingin para pelaku segera ditangkap. Biar gak ada korban lagi. Ya saya harap polisi terus patroli di Jalan Tunjungan," pungkasnya.
 
Sementara itu, Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya Kompol Bayu Halim membenarkan, insiden dalam video viral tersebut terjadi di salah satu ruas Jalan Tunjungan, Genteng, Surabaya. 

Baca juga: Tampang 3 Tukang Pencak Pengeroyok 1 Orang di Desa Pandanpancur, Lamongan


Akibatnya, dua orang mengalami luka-luka gegara menjadi korban pengeroyokan tersebut. Namun, Halim menambahkan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved