Sosok Elo Wisudawan UB Tak Punya Tangan Salaman Pakai Kaki dengan Rektor, Diterima di 2 Perusahaan

SURYAMALANG.COM, - Inilah sosok Elo wisudawan UB tak punya tangan dan salaman pakai kaki dengan rektor viral di media sosial. 

Elo Kusuma Alfred Mandeville merupakan salah satu dari 763 lulusan Universitas Brawijaya (UB) yang diwisuda pada Sabtu, (20/01/2024) di Gedung Samantha Krida. 

Dalam video-nya yang beredar di sejumlah akun media sosial, tampak Elo naik ke podium menerima piagam wisuda. 

Elo berjalan menghampiri rektor dibantu dan didampingi oleh seorang pria berdasi.

Sedangkan rektor tampak tersenyum ceria menyambut Elo dan melakukan sesi foto saat penyerahan piagam. 

Baca juga: Viral Nasib Pilu Bocah 8 Tahun Selamat Tapi Ibu, Ayah dan Kakaknya Tewas Kecelakaan, Kaki Diamputasi

Uniknya, Elo yang tidak bisa bergaya dengan tangan, mengangkat salah satu kakinya sebagai simbol keseruan foto bersama rektor. 

Setelah foto, rektor pun tidak segan bersalaman dengan kaki Elo yang diangkat ke atas. 

Baca juga: Tabiat Asli Guru Honorer Dipecat via WhatsApp Viral, Seolah Teraniaya Ternyata Bolos 4 Bulan Pemalas

Elo pun sebelumnya juga tampak seperti meminta izin bersalaman pakai kaki dengan rektor. 

Kemudian Elo menerima piagam dari rektor dengan mengapit map wisuda tersebut memakai dagunya. 

Wajah Elo juga terlihat sangat bahagia dan senang ketika akhirnya menerima piagam kelulusan itu. 

'Selain membuat pak rektor turun panggung karena panggungnya belum aksesibel, di acara wisuda kali ini pak rektor juga salaman dengan kaki' tulis akun Instagram @pld_ub. 

Lantas seperti apa sosok Elo?

Elo Kusuma Alfred Mandeville, S.Tr.Ds lulus dengan IPK 3,47 dari Program Studi Desain Grafis, Fakultas Vokasi.

Saat ini Elo sudah diterima bekerja di dua tempat, yakni di AIDRAN (Australia-Indonesia Disability Research) yang berpusat di Australia, dan sebuah industri Kreatif yang berlokasi di Malang sebagai social media officer dan content making.

Sebagai seorang disabilitas daksa, Elo tidak menjadikan kekurangannya itu sebagai alasan untuk membatasi diri.