Sosok Local Hero Asal Malang Kupas Tuntas Isu Pembangunan Desa Lewat Gagasan Strategis

Selain identik dengan sosok Local Hero Malang, Puguh Wiji Pamungkas juga dikenal sebagai seorang cendekiawan kompeten di Kota Malang.

Penulis: Adrianus Adhi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
Selain identik dengan sosok Local Hero Malang, Puguh Wiji Pamungkas juga dikenal sebagai seorang cendekiawan kompeten di Kota Malang. Beliau baru saja mengeluarkan karya dari buah pemikirannya dalam bentuk buku yang berjudul "Makmur Mulia Dari Desa". 

SURYAMALANG.COM , MALANG - Penyelenggaraan debat Capres dan Cawapres keempat dengan tema "Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan Hidup, Energi dan Sumberdaya Alam, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa" telah usai sejak hari Minggu, 21 Januari lalu.

Namun, sampai pada hari ini, publik masih ramai memperbincangkan berbagai hal detil yang terjadi saat pelaksanaan debat cawapres yang melibatkan Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD kemarin.

Mulai dari pemaparan gagasan antara Cawapres hingga "gimmick panas" para cawapres menimbulkan persepsi yang beragam serta ribuan komentar netizen di sosial media.

Sayangnya, momen debat cawapres keempat kali ini pada akhirnya banyak memunculkan ketidakpuasan masyarakat atas penampilan debat yang jauh dari pembahasan gagasan, melainkan hanya mempetontonkan "serangan personal".

Bahkan, tagar #DebatCawapresRusak sempat menempati posisi trending topic cuitan netizen pada platform "X".

Merespons hal itu, artikel Mata Lokal Memilih edisi kali ini melirik sebuah pandangan menarik yang datang dari "Local Hero Malang", yakni Puguh WIji Pamungkas.

Selain identik dengan sosok Local Hero Malang, Puguh Wiji Pamungkas juga dikenal sebagai seorang cendekiawan kompeten di Kota Malang.

Pasalnya, beliau merupakan potret sempurna untuk sosok cendekiawan yang mampu memberi pemikiran kritis dan solutif serta dilengkapi dengan pengalaman praktis yang relevan.

Pengalaman praktisnya dalam dunia bisnis, kesehatan, hingga kegiatan sosial menjadikannya sebagai figur yang berkapabilitas saat pemikirannya diuraikan dalam sebuah gagasan strategis.

Terbaru, beliau baru saja mengeluarkan karya dari buah pemikirannya dalam bentuk buku yang berjudul "Makmur Mulia Dari Desa".

Menariknya, diluar unsur kesengajaan, buku ini menjelaskan dengan sangat baik tentang bagaimana ide solutif bagi setiap lapisan masyarakat agar dapat mengoptimalisasikan potensi desa secara menyeluruh.

Hal inipun dikonfirmasi langsung oleh Puguh Wiji Pamungkas, sang penulis buku "Makmur Mulia Dari Desa".

"Ya, benar. Buku kedua saya memang membahas seputar isu desa. Namun, lebih jauh daripada itu, substansi ide yang tertuang dalam buku tersebut ialah tentang bagaimana seluruh masyarakat desa bisa memanfaatkan peluang yang dekat dengan dirinya dan menjadikannya sebagai resources pembangunan berkelanjutan. Secara umum, sebagian besar pembahasan debat capres dan cawapres kemarin sudah dibahas dalam buku kedua saya," tutur Puguh Wiji Pamungkas.

Puguh Wiji Pamungkas menambahkan, dalam bukunya ia menawarkan beberapa variabel penting untuk diterapkan agar pembangunan desa dapat berjalan secara optimal.

"Sejauh ini, saya sering mendengar tentang ide untuk menambahkan bantuan kepada setiap desa di Indonesia. Namun, masalah fundamentalnya bukanlah tentang jumlah bantuan yang diberikan. Setidaknya terdapat tiga komponen penting yang harus dibangun, yaitu awareness, regulasi, dan infrastruktur," tegas Puguh.

Puguh menjelaskan bahwa komponen awareness artinya masyarakat desa harus sadar jika mereka tidak tinggal di wilayah yang terbelakang.

Justru mereka tinggal disebuah wilayah yang secara alamiah mengandung banyak hal yang bisa dimanfaatkan untuk produktivitas bersama.

Pada intinya, masyarakat desa perlu menanamkan persepsi positif terhadap peluang disekitarnya serta bercermin pada kemajuan serta potensi industri saat ini.

Kedua, komponen awareness perlu didukung oleh regulasi pemerintah yang dapat mengakomodasi perubahan pola pikir masyarakat desa.

Artinya, segala hal yang dibutuhkan oleh masyarakat perlu diimbangi dengan program birokrasi yang relevan dan sesuai kebutuhan.

Tak hanya relevan, tapi pergerakan birokrasi juga perlu akseleratif selincah start-up di era sekarang.

Terakhir,  infrastruktur penunjang perlu melengkapi usaha masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan desa.

Pada poin ini, Local Hero Malang ini menekankan pentingnya dukungan infrastruktur seperti teknologi hingga akses untuk menampilkan perkembangan masyarakat desa.

Infrastruktur yang dimaksud nantinya diproyeksikan untuk menjadi sarana mobilisasi produktivitas masyarakat desa.

Harapannya, dengan mobilisasi yang masif, maka secara berangsur hal tersebut akan berdampak pada penambahan pendapatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan menuju kepada kemakmuran masyarakat desa secara mandiri.

Sehingga seluruh lapisan struktur masyarakat (masyarakat, pemerintah, dan swasta) memiliki pernanan masing-masing dalam proses pembangunan desa yang ideal.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved