Berita Malang Hari Ini

Imlek Lebih Sederhana: Tak Ada Open House, Wayang Potehi, dan Lontong Cap Go Meh

Perayaan Imlek tahun ini di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang akan lebih sederhana.

|
Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Purwanto
Pekerja membersihkan dan mengecat ulang di Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Perayaan Imlek tahun ini di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang akan lebih sederhana.

Kelenteng Eng An Kiong tidak menggelar Open House, Wayang Potehi, dan Lontong Cap Go Meh dalam perayaan Imlek tahun ini.

Bagian Humas Kelenteng Eng An Kiong, Luluk Indraningsih mengatakan perayaan Imlek lebih sederhana karena bersamaan dengan Pemilu 2023.

"Karena memasuki masa tenang jelang Pemilu 2024, kami menghormatinya. Jadi perayaan Imlek tahun ini sederhana saja," kata Luluk kepada SURYAMALANG.COM, Senin (5/2).

Meskipun perayaan lebih sederhana, Kelenteng Eng An Kiong berbenah jelang Imlek. Beberapa pekerja membersihan sudut-sudut kelenteng, dan membersihkan patung-patung yang tersimpan di dalam ruangan.

Menjelang Imlek, selalu ada kesibukan di Kelenteng Eng An Kiong. Tapi, kesibukan jelang Imlek pada tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, kemeriahan Tahun Naga Kayu yang jatuh pada 2024 akan digelar sesederhana mungkin.

Luluk mengajak masyarakat ikut bersabar dengan kondisi saat ini. Luluk juga menginginkan masyarakat bisa turut aktif menjaga kondusifitas jelang Pemilu 2024.

"Kita harus betul-betul bersabar sekali. Kita harus bisa mendukung agar Pemilu berjalan damai," katanya.

Warga Tionghoa, Budi Widjaja sangat memahami perayaan kali ini akan berlangsung sederhana. Menurutnya, perayaan secara sederhana tidak menghilangkan makna Imlek. Berkumpul dengan keluarga, bercerita, makan bersama adalah kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu saat Imlek.

Budi menilai Imlek pada tahun ini sangat spesial karena bersamaan dengan momen Pemilu 2023. Budi berharap pemimpin yang terpilih bisa memiliki jati diri dalam makna Tahun Naga Kayu.

"Tahun Naga Kayu diyakini bisa memberikan dorongan ekonomi, kemajuan, dan kelimpahan. Tahun ini akan ada banyak peluang yang bisa diambil," kata Budi.

Budi menyebut momen berkumpul dengan keluarga sangat ditunggu-ditunggu. Para orang tua selalu mempersiapkan angpao untuk anak-anak yang belum menikah. "Saat ini saya yang harus memberikan angpao kepada mereka," tambahnya.

Menurut Budi, perayaan Imlek adalah tradisi leluhur Tionghoa. Imlek bukanlah kegiatan keagamaan, sehingga orang Tionghoa dengan latar belakang apapun bisa merayakannya. Perayaan Imlek menjadi medium yang menjaga hubungan antara leluhur dengan generasi berikutnya.

"Itu perayaan budaya. Saat berada di belahan bumi manapun, orang selalu pulang ketika Imlek," ujarnya.

Okupansi Rendah

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved