Berita Surabaya Hari Ini

Pernyataan Sikap 44 Profesor ITS Minta Jokowi Netral, Tak mau Dianggap Partisan

Pernyataan sikap bagi Presiden ini dibacakan langsung Sekretaris Dewan Profesor ITS, Prof Harus Laksana Guntur, di Plaza dr Angka, kompleks ITS

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Dokumen ITS Peduli Negeri
Aksi guru besar ITS dan Keluarga Besar yang tergabung dalam ITS Peduli Negeri, Senin (5/2/2024). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA  - Bersamaan dengan berbagai pernyataan sikap yang dilakukan akademisi di berbagai kampus di Jatim pada Senin (5/2/2024), 44 guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memberikan pernyataan sikap atas kontroversi Presiden Joko Widodo

Meskipun demikian, para guru besar dan civitas akademik yang tergabung dalam Keluarga Besar ITS Peduli Negeri secara tegas menolak dikatakan partisan.

Pernyataan sikap ini dibacakan langsung Sekretaris Dewan Profesor ITS, Prof Harus Laksana Guntur, di Plaza dr Angka, kompleks ITS Surabaya, Senin (5/2/2024). 

Dikonfirmasi, Prof Harus mengungkapkan aksi tersebut untuk menyampaikan rasa prihatin terhadap kondisi yang ada saat ini.

Nantinya, hasil pernyataan ini diberikan kepada Rektor ITS untuk disampaikan kepada Presiden Jokowi.

“Jadi, ini murni seruan moral. Jadi kami-kami yang hadir di sini adalah dosen-dosen, kemudian tendik dan mahasiswa yang memang secara moral peduli pada kondisi negeri ini, supaya ke depannya lebih baik atau hal-hal yang selama ini kurang baik menjadi baik,” tegasnya.

Ia mengatakan bahwa dalam pernyataan sikap itu, Keluarga ITS Peduli Negeri tidak terafiliasi dengan kelompok mana pun, tetapi tetap mengedepankan etika tata kelola perguruan tinggi yang menempatkan jajaran pimpinan ITS sebagai yang memiliki tanggung jawab atas semua aktivitas kampus.

"Aspirasi dalam penyataan sikap ini, kami sampaikan melalui pimpinan kami, rektor ITS untuk disampaikan ke Presiden. Jadi tidak kami sampaikan secara liar, tetap menghormati pimpinan ITS, sehingga semua kita lakukan sesuai jalur," sebutnya.

Pihaknya berharap, seruan tersebut bisa direspon oleh seluruh pihak yang terkait dan dipandang sebagai salah satu cara dan upaya menegakkan demokrasi.

Menurut Prof Harus, sebagai akademisi, pihaknya selalu mengedepankan semangat persatuan bangsa dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. 

Mereka juga meyakini Presiden Republik Indonesia adalah pemimpin negara, sekaligus saudara sebangsa yang mengemban amanah rakyat.

“Oleh karena itu, kami memohon Rektor ITS untuk menyampaikan kepada Presiden Jokowi agar tetap konsisten pada koridor demokrasi dan semangat reformasi. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas nasional dan menghindari polarisasi bangsa di masa yang akan datang,” jelasnya.

Adapun hal-hal yang dianggap penting sebagai komitmen dari Presiden Jokowi, yakni menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan yang lain. 

Kemudian, menjaga netralitas, mencegah aparatur negara untuk terlibat dalam politik praktis, serta menjamin pelaksanaan Pemilu 2024 yang damai, adil dan berintegritas.

“Kami percaya bahwa Bapak Presiden memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga stabilitas nasional dan kelancaran proses demokrasi,” terangnya.

Para guru besar ini mengungkapkan juga ingin ikut menjaga integritas dan etika dalam berbangsa dan ikut merawat demokrasi, agar nasib generasi muda ke depan ini menjadi lebih baik baik.

“Sehingga, tanggung jawab itulah yang melatarbelakangi deklarasi dan pernyataan sikap ini,” pungkasnya. 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved