Berita Malang Hari Ini
Kebakaran di Bromo Dorong Mahasiswa Teknik Industri UMM Bikin Detektor Kebakaran Hutan
Pembuatan alat ini terinspirasi kebakaran lahan di kawasan Bromo pada 2023 selama 10 hari. Akibatnya lebih dari 504 hektare padang rumput terbakar.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM, MALANG - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat alat yang dapat mendeteksi kebakaran hutan bernama Flame Shield Forest (FSF).
Pembuatan detektor itu terinspirasi kebakaran lahan di kawasan Bromo pada 2023 selama 10 hari. Akibatnya lebih dari 504 hektare padang rumput terbakar.
Nilai kerugiannya diperkirakan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), kerugian mencapai Rp 5,4 miliar.
Ahmad Wildan Al Mauludi, mahasiswa dari prodi Teknik Industri mewakili timnya menyatakan telatnya penanganan serta informasi adanya kebakaran juga menyebabkan meluasnya lahan yang terbakar.
“Kami menciptakan alat ini agar hal tersebut tidak terjadi. Alat ini juga bisa membantu pemadam kebakaran atau yang bertanggung jawab bisa segera mengetahui kondisi dan titik lokasi kebakaran terjadi,” kata dia, Selasa (13/2/2024). FSF dilengkapi dengan Arduino ESP 32 sebagai sensor pendeteksi api, sensor gas, modul GPS, modul WiFi, dan penguat sinyal.
Maka jika terjadi kebakaran, sensor api dan gas akan mendeteksi adanya kebakaran dan mengirimkan pesan peringatan pada gawai melalui fitur bot telegram. Pesan yang dikirim melalui gawai akan memuat lokasi akurat dari peristiwa kebakaran. Prototipe alat ini untuk sementara masih mengandalkan listrik dari luar sebagai dayanya.
Karena butuh daya kecil, bisa dipasang pada powerbank untuk menjalankan alat ini. Ditambahkan, pada awalnya timnya akan menggunakan panel surya. Namun karena kurangnya budget, maka dipilih colokan USB. FSF juga dapat difungsikan sebagai pendeteksi kebakaran di ruko atau pemukiman padat penduduk. Termasuk mendeteksi kebocoran gas atau percikan api dari konsleting listrik.
Dengan begitu penanganan kebakaran dapat segera dilakukan dan tidak membahayakan penduduk sekitar. Timnya akan terus mengembangkan inovasi pada alat itu termasuk akan mengganti beberapa komponen sensor api dan gas agar jangkauan deteksi dapat lebih jauh.
| Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
|
|---|
| UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
|
|---|
| Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
|
|---|
| Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
|
|---|
| Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.