Bangun Kemandirian Ekonomi Anak Berkebutuhan Khusus, 12 Penyandang Autis di Malang Pamer Seni Mural

Pelatihan yang diberikan ini diharapkan dapat mengubah perilaku kepada penyandang autis.

Asalkan, program maupun kurikulum yang diberikan tersebut dapat memberikan kenyamanan.

Setidaknya ada tiga poin yang harus dipahami oleh para penyandang autis ini menurut Cahyadi.

Yakni bisa memberikan ketenangan, paham akan perintah dan dapat mengontrol emosi.

Apabila ketiga hal tersebut dapat dilakukan, maka penyandang autis dapat dengan mudah dilatih.

"Kalau itu semua bisa dilakukan setiap hari, akhirnya mereka tidak menjadi beban bagi anggota keluarga."

"Mereka jadi punya aktivitas sendiri yang menghasilkan, dalam artian kemandirian ekonomi mereka," ujarnya.

Sertifikat pelatihan yang didapatkan ini dikeluarkan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) bekerjasama Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).

Melalui sertifikat ini dapat menandakan bahwa penyandang autis telah menguasai ketrampilan dengan baik.

Dalam artian, para penyandang autis dapat diperkerjakan di bidang seni lukis.

"Pada intinya kami ingin memberikan anak-anak Ini kesempatan untuk mengembangkan potensi."

"Kami pertemukan mereka dengan kebutuhan industri masa kini," ucap Ricky Soesanto Founder Wouww.

Bagi Ricky, anak berkebutuhan khusus memiliki bakat yang terpendam.

Hal itu yang harus di asa agar mereka memiliki ketrampilan yang baik bagi kemandirian ekonomi.

"Karena ini bagian CSR dari kami dan kami ingin memberikan anak-anak kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka," tandasnya.