Berita Batu Hari Ini

Jumlah Kasus Demam Berdarah di Kota Batu Melonjak, Terbanyak Ada di Kecamatan Batu

Dari data Dinas Kesehatan Kota Batu, Per Jumat (8/3/2024), total ada sebanyak 85 DD, 84 DBD dan 7 EDS dengan kasus terbanyak dari Kecamatan Batu.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Dya Ayu
Fogging di Kota Batu untuk memberantas demam berdarah. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Kasus penyakit demam berdarah masih menghantui Kota Batu di awal tahun 2024 ini.

Penyakit tersebut dibagi menjadi Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Expanded Dengue Syndrome (EDS), yang umumnya disertai dikenal dengan Dengue Shock Syndrome (DSS).

Jika dibanding bulan Januari lalu, jumlah kasus demam berdarah di Kota Batu kini justru melonjak naik.

Dari data Dinas Kesehatan Kota Batu, Per Jumat (8/3/2024), total ada sebanyak 85 DD, 84 DBD dan 7 EDS dengan kasus terbanyak dari Kecamatan Batu.

"Terutama di Kelurahan Temas dengan jumlah 18 DD, 26 DBD dan 4 EDS."

"Berdasarkan angka kasus tersebut dan hasil koordinasi dengan Kelurahan Temas beserta masyarakat setempat, maka pada hari ini Dinas Kesehatan melakukan kegiatan fogging pada lokus RW 7," kata Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, Jumat (8/3/2024).

Januari lalu kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batu berada di angka 36 kasus, Demam Dengue (DD) ada sebanyak 24 kasus dan Dengue Shock Syndrome (DSS) sebanyak 2 kasus yang menyebabkan 1 balita meninggal dunia.

Menurut Susana, Fogging atau pengasapan dilakukan sebagai salah metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti.

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dapat mengeluarkan asap berisi insektisida.

Sayangnya, pemberantasan nyamuk dewasa yang dilakukan lewat fogging ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan DBD secara keseluruhan.

"Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan tetap menyisakan telur dan jentik atau larva."

"Selain itu, fogging juga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida, sehingga pengasapan yang dilakukan akhirnya sia-sia. Karena fogging juga dapat mencemari lingkungan," ujarnya.

Untuk itu fogging harus juga disertai dengan upaya pencegahan penyakit DBD lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas PSN dengan 3M Plus.

"Yang menjadi sasaran kegiatan PSN 3M adalah semua tempat potensial perkembangbiakan nyamuk Aedes, antara lain tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA) dan tempat penampungan air alamiah," jelasnya.

PSN 3M dilakukan dengan cara, menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi atau wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1), menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air atau tempayan, dan lain-lain (M2), serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved