Berita Blitar hari Ini

Langgar Gantung di Kota Blitar Baru Sekali Renovasi, Kayu dan Anyaman Bambu Tetap Dipertahankan

Konstruksi Langgar Gantung kombinasi kayu dan bambu dengan gaya arsitektur rumah Jawa model atap limasan.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Isman Hadi menabuh bedug di Langgar Gantung, Kelurahan Plosokerep, Kota Blitar, Rabu (13/3/2024).  

"Kemudian di samping Langgar juga ada tempat wudhu. Juga ada kolam dan sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci oleh masyarakat. Sekarang tempat wudhu sudah dibangun model baru," katanya.

Menurut Isam, sesuai cerita tutur turun temurun, alasan Langgar dibangun model gantung atau panggung, untuk menghindari hewan buas.

Karena, waktu itu di Plosokerep kondisinya masih hutan belantara dan masih banyak hewan buas.

"Khawatirnya hewan buas masuk ke Langgar. Akhirnya model bangunannya dibuat model panggung," ujarnya.

Dikatakannya, Langgar Gantung pernah direnovasi sekali pada 1995.

Renovasi hanya dilakukan di bagian atap, yaitu genteng serta kayu usuk dan kayu reng.

Bagian plafon juga diganti karena kondisinya sudah lapuk dimakan usia. Bagian plafon terbuat dari anyaman bambu.

Ketika renovasi pertama, bagian plafon sempat diganti menggunakan bahan tripleks. Namun, pada 2023, bagian plafon dikembalikan lagi menggunakan anyaman bambu baru yang dipesan dari Tasikmalaya, Jawa Barat.

Beberapa kayu pada lantai langgar juga ada yang diganti karena kondisi sudah lapuk karena usia dan akibat bencana alama letusan Gunung Kelud.

Tangga di depan teras juga merupakan bangunan baru untuk memudahkan akses bagi para jemaah naik ke musala. Bangunan awalnya, hanya ada satu tangga untuk naik ke musala.

Sedang, bagian dinding yang terbuat dari anyaman bambu masih asli seperti semula Langgar dibangun.

Kayu pilar, jendela dan pintu juga masih asli dari kali pertama Langgar berdiri.

"Kalau Ramadan seperti sekarang ini, Langgar Gantung juga dipakai untuk salat tarawih. Lalu, paginya untuk tadarus ibu-ibu. Malam setelah salat tarawih juga dipakai tadarus oleh jemaah laki-laki," ujarnya. (sha)

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved