Berita Viral

Curhat Istri Sopir Bus SMK Lingga Kencana Usai Suaminya Jadi Tersangka, Takut Anak Putus Kuliah

Begini curhat istri sopir bus SMK Lingga Kencana usai suaminya ditetapkan sebagai tersangka kecelakaan maut di Subang.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
Curhat Istri Sopir Bus SMK Lingga Kencana Usai Suaminya Jadi tersangka, Takut Anak Putus Kuliah 

SURYAMALANG.COM - Begini curhat istri sopir bus SMK Lingga Kencana usai suaminya ditetapkan sebagai tersangka kecelakaan maut di Subang.

Beredar video istri dari sopir Bus Trans Putera Fajar menangis sambil menumpahkan curahan hatinya, Kamis (16/5/2024).

Sadira sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Pria paruh baya itu dianggap lalai dan terancam pasa 411 ayat 5 UU No 22 tahun 2009 tentang lalulintas dan angkutan jalan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara hingga denda Rp 24 juta.

Di dalam video seorang perempuan yang dinarasikan sebagai istri Sadira menangis atas musibah yang menimpa suaminya.

Wanita itu mengaku bingung dengan nasib dia dan anaknya pasca suaminya ditetapkan sebagai tersangka.

"Saya dan anak nasibnya gimana," kata wanita itu.

"Pak Sadira tulang punggung," jawab pria yang merekam.

Potret siswa SMK Lingga Kencana sebelum kecelakaan
Potret siswa SMK Lingga Kencana sebelum kecelakaan (Tribunnews)

Baca juga: Bocoran Hotman Paris Soal Lokasi Persembunyian Egy Otak Pembunuhan Vina Cirebon: Pasti Ada Fotonya

Baca juga: Kronologi 3 Cewek ABG Jadi Perampok dan Berhasil Curi Uang Puluhan Juta, Siksa Korban Sampai Trauma

Istri Sadira itu mengaku bahwa anaknya masih tersisa satu tahun lagi kuliah.

Ia khawatir kuliah anaknya akan terhenti jika sang suami ditangkap.

"Ini mau lulus tinggal satu tahun lagi, jangan sampai kuliahnya bangkrut," kata wanita itu.

Sesekali ia mengusap air matanya yang membasahi pipinya.

Ia berharap untuk sementara bisa dipertemukan dengan suaminya.

Pria di dalam video mencoba menenangkan istri dari Sadira ini.

"Insya Allah pak Sadira ngak kenapa-kenapa bu," kata pria di video.

Penyebab Kecelakaan

Pihak kepolisian mengungkapkan penyebab kecelakaan bus Putera Fajar.

Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo mengatakan, penyebab utama kecelakaan itu karena kegagalan fungsi pada sistem pengereman bus.

"Kita akan terus lakukan pendalam dan pemeriksaan dalam kasus kecelakaan maut tersebut termasuk melakukan pemeriksaan terhadap pemilik PO Bus, karena ditemukan fakta tak perpanjang uji KIR, serta fakta lainnya seperti perubahan badan bus dari bus biasa menjadi jetbus atau high decker," kata dia.

Baca juga: Kasihan Istri Pilu Subandi 2 Testis Diangkat Saat Operasi Prostat, Nangis Datangi RSUD Bangil

Sempat Minta Maaf

Sopir bus Sadira sempat terjepit bodi bus dan akhirnya ia bisa dievakuasi dalam kondisi terluka.

Sadira kemudian dilarikan ke RSUD Subang untuk mendapatkan perawatan.

Dengan kondisi terluka karena tergencet bus, pria paruh baya itu berulang kali meminta maaf.

”Mohon maafkan saya untuk yang telah meninggal dan terluka pada saat saya bawa (bus). Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," ucapnya.

Ia bercerita kecelakaan tersebut berawal saar rem bus tidak berfungsi. Kendaraan pun melaju tak terkendali di jalan yang menurun. Sadira mengaku mencari jalur penyelamat, tapi tak menemukannya.

Hingga akhirnya dia memutuskan membanting setir ke kanan dengan alasan menghindari jatuhnya korban lebih banyak.

"Dalam pemikiran saya, kalau saya teruskan melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar. Akhirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir)," ungkapnya.
Keputusan tersebut juga diambil dengan harapan laju busnya terhenti setelah menabrak tiang listrik yang ada di depannya.

"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," tutur dia.

Keputusan Sadira trenyata menewaskan sembilan siswa, 1 guru dan juga seorang pengendara mobil serta ada puluhan orang yang terluka.

”Saya minta maaf,” tandasnya.

Sadira juga menyebut ada tiga bus yang mengangkut siswa kelas XII ke Bandung untuk acara perpisahan.

Sebelum berangkat, ia menyatakan bahwa bus tersebut telah dicek oleh kantornya.

Kondisi bus yang dikemudikannya diklaim siap jalan.

"Setiap akan perjalanan menuju Bandung, seluruh unit selalu dicek, mulai dari kampas rem, mesin, kopling, semua sesuatunya sudah dikendalikan dari kantor," jelasnya.

Ia mengatakan kecelakaan terjadi di hari kedua dirinya membawa rombongan para siswa.

Selepas makan sore di rumah makan di Subang, ia melanjutkan perjalanan ke arah Depok.

Saat di perempatan Ciater, ia sempat menghentikan bus yang ia bawa karena banyak kendaraan lalu lalang.
"Pada saat di perempatan Ciater, itu kan ada kendaraan lalu lalang keluar masuk kan. Jadi saya berhenti di situ ngerem. Nah itu, langsung rem kanan dengan porsneling prei," kata Sadira, Minggu.
Saat hendak berangkat lagi, rem bus tidak berfungsi.

Sadira mengaku langsung kehilangan kendali.

"Lalu setelah saya mau masuk saya lihat kondisi angin sudah tahu-tahu habis. Pada saat itu lah saya sudah hilang kendali," katanya.

Sadira sempat mencari jalur penyelamat. Karena tidak ada, ia lantas membanting kemudi hingga bus itu terguling.

(Sripoku)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved