Maju Kembali sebagai Bakal Calon Wali Kota Malang, Abah Anton Sudah Konsultasi Hukum dengan Pakar

SURYAMALANG.COM, MALANG - Mochammad Anton atau Abah Anton maju kembali sebagai bakal calon wali kota di Pilwali Kota Malang 2024. Sebelumnya, ia telah menjabat pada perioder 2013-2018.

Saat hendak mengikuti kembali Pilkada 2018 untuk masa jabatan kedua, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dirinya sebagai tersangka bersama puluhan anggota DPRD lainnya.

Kini, setelah keluar dari balik jeruji, Abah Anton, sapaan akrabnya, datang ke PKB untuk mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon wali kota. Ia juga berencana mendaftar di partai lainnya yang tergabung dalam Fraksi Damai, yakni PSI, Demokrat, Nasdem, dan PAN.

Di balik langkah beraninya maju sebagai bakal calon wali kota, pihak keluarganya tidak sepenuhnya mendukung. Bahkan Anton sendiri mengaku awalnya tidak berniat untuk maju kembali. Saat datang ke kantor Harian Surya untuk podcast, Anton bercerita banyak hal tentang itu.

Ia mengatakan, pilihannya untuk maju kembali karena dorongan dari masyarakat dan para tokoh. Pernyataan serupa juga pernah ia sampaikan ketika  memberikan keterangan pers selepas mendaftar di kantor DPC PKB Kota Malang.

"Saya melihat fenomena masyarakat ini ingin sekali melihat sosok pemipin tidak dari jauh. Saat saya menjabat, saya melakukan blusukan setiap dua minggu sekali ke kampung. Ada semacam kerinduan dari masyarakat."

"Saya melihat ini dorongan dari masyarakat. Kalau dari kami sih, keluarga bahkan belum 100 persen untuk mendukung kami. Komunitas masyarakat juga datang ke rumah saya. Mereka menyampaikan aspirasi. Kangen-kangen. Bagaimana mungkin melihat ketika itu Kota Malang ini ada satu keberhasilan," ujar Abah Anton. 

Anton menilai, dorongan masyarakat itu sebagai bentuk kerindungan atas kepimimpinannya dahulu. Ia mengatakan, masyarakat menginginkan sosok pemimpin yang menurut mereka dapat melanjutkan pembangunan dan tentunya mancari pemimpin yang bisa bermasyarakat.

Anton mengklaim, saat masa kepemimpinannya, masyarakat Kota Malang pernah menjadi percontohan nasional. Banyak kepala daerah turun ke Kota Malang.

"Masyarakat rindu seperti itu. Pada waktu itu, kami membangun sebuah program kampung tematik. Kenapa ada program ini, karena Kota Malang ini kan tempat-tempat pariwisata bukan di Kota Malang. Ada di Kabupaten Malang dan Kota Batu. Kota Malang hanya transitnya."

"Makannya saya bangun kampung tematik, arahnya pariwisata. Ada banyak sekali program masyarakat, UMKM, yang patut disebarluaskan kepada wisatawan," ungkap Anton dalam program podcast yang bisa diakses di YouTube.

Anton juga menceritakan bagaimana rentetan kasus tindak pidana korupsi yang menjeratnya telah memberikan pelajaran penting. Atas kejadian tersebut, Anton bisa memahami mengapa keluarga tidak 100 persen bulat mendukung keputusannya maju kembali sebagai bakal calon kepala daerah.

"Dengan kejadian itu, akhirnya belajar. Ya saya tidak menyalahkan keluarga kalau tidak memperbolehkan. Kalau saya seperti ini saja, kan kalau kita ini dianggap berhasil, dianggap memiliki nikmat rizki, tapi saya kira kurang berguna kalau tidak memperhatikan bersama. Apalagi mendengarkan cerita masyarakat tentang keberhasilan pembangunan Kota Malang," terang Anton.

Anton juga mengaku berkonsultasi dengan pakar hukum sebelum dirinya membulatkan tekan maju kembali sebagai bakal calon kepala daerah. Dari konsultasi itu, ia mendapatkan keyakinan bahwa pencalonannya tidak bermasalah.

Ia telah menjalani hukuman dan bebas murni sejak 2020. Hukuman tambahan yang memperbolehkan dirinya dipilih ata memilih hanya berlaku sampai 2022.