Berita Malang Hari Ini

Kampung Putih Belum Jadi Jujugan Wisata, Pertahankan Bank Sampah Agar Tak Kumuh

Kampung putih berada di Jl Jaksa Agung Suprapto Kota Malang yang berdekatan dengan RS Saiful Anwar.

|
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
putih
Kampung putih berada di Jl Jaksa Agung Suprapto Kota Malang yang berdekatan dengan RS Saiful Anwar. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Kampung putih berada di Jl Jaksa Agung Suprapto Kota Malang yang berdekatan dengan RS Saiful Anwar.

Santi dari Pokdarwis Kampung Putih menjelaskan kampungnya masih belum jadi jujugan wisata. "Awal dulu memang ada kunjungan," kata Santi pada suryamalang.com, Minggu (30/6/2024). Sebab waktu itu setelah kampung Warna Warni kemudian ada Kampung Putih. Rumah warga dicat putih semua. 


Kesan kumuh jadi menarik apalagi di tengah kota seperti hilang. Untuk visual juga menarik setelah dicat putih, abu-abu dan hijau. Waktu itu banyak wisatawan berfoto dengan latar belakang kampung. "Waktu itu Walikota Abah Anton memang ingin menghilangkan kesan kumuh," tandasnya.  Salah satu daya tarik di kampung itu kata Santi ada taman  kupu-kupu di selatan kampung selain melihat kehidupan masyarakat disana. Ada dua taman. 


Tapi karena taman itu pernah diterjang banjir badang Kali Brantas, maka meski sudah diperbaiki belum seperti semula. Wisatawan untuk kesana juga tidak tiket. "Kami juga tidak ada paket wisata," kata perempuan ini. Untuk event memang tidak selalu diadakan. Salah satunya ikut bagian di Festival Kali Brantas bersama Forkom Pokdarwis Kota Malang atau 17 an. Biasanya ada penjualan makanan minuman dari UMKM warga kampung. 


Sebagai kampung tematik memang sejauh ini belum menemukan potensinya. Tapi setidaknya ia ingin kampung itu mempertahankan tidak kumuh lagi. Termasuk menjaga masyarakatnya agar tidak membuang sampah sembarangan.

"Di sini sudah ada pasukan kuning pengambil sampah. Juga kami pertahankan ada kegiatan Bank Sampah Masyawakat (BSM). Kami ikut BSM di Sukun itu," jelasnya. 


Tapi pihaknya tidak bisa berharap semua masyarakat bisa partisipasi penuh. Hal ini karena harga jual di BSM lebih rendah jika dibandingkan menjual sampah di lapak. Sebab tujuannya adalah agar kampungnya tidak kumuh dan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan seperti di sungai.
Menurutnya menjadi kampung tematik sudah apalagi tidak ada legalitas. 


Selain itu luasnya wilayah RW karena memiliki tujuh RT juga menyulitkan mencari atau fokus pada satu titik potensi apa. "Yang jelas yang kami pertahankan ya di bank sampah. Untuk mendapat greget sebagai kampung tematik agak sulit jika tidak bergerak bersama," tandasnya. Ia berharap nanti jika ada Walikota Malang yang baru ada perubahan lagi di kampungnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved