Pengamat Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang Terkait Penembakan Capres Donald Trump

SURYAMALANG.COM, MALANG - Capres Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump ditembak saat berkampanye di Pennsylvania.

Diketahui, Trump selamat dari peristiwa penembakan itu dan mengalami luka pada bagian telinganya.

Sedangkan untuk pelaku penembakan yang diduga merupakan sniper, tewas dilumpuhkan oleh Secret Service.

Diketahui juga, insiden penembakan itu juga menewaskan seorang penonton kampanye dan melukai dua orang lainnya.

Dosen dan Peneliti di Departemen Politik, Pemerintahan dan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, Adhi Cahya Fahadayna, S.Hub.Int., M.S. angkat bicara dan memberikan komentarnya.

Ia menyebut, bahwa kejadian penembakan yang dialami Donald Trump tidak berdampak terhadap hubungan internasional antara Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.

"Apabila dilihat dari konteks internasional. Tentunya, tidak ada pengaruh yang signifikan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (14/7/2024).

Namun dirinya menilai, dengan adanya insiden penembakan tersebut, akan mempengaruhi kondisi domestik di Amerika Serikat khususnya terhadap hasil pemilu di tahun ini.

Sebagai informasi, Pilpres AS digelar pada November 2024.

Dimana Presiden AS saat ini Joe Biden dan Presiden AS Ke-45 Donald Trump bertarung untuk kedua kalinya dalam Pilpres AS.

"Seperti yang kita tahu, ada dua kandidat dalam Pilpres AS yaitu petahana Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump menjadi pesaingnya."

"Dengan adanya insiden penembakan ini, Trump memiliki spot atau titik khusus yang bisa dipakai untuk kepentingan kampanye, utamanya menyampaikan program-programnya yang terkait langsung dengan keamanan dalam negeri,"

"Selain itu, Trump juga akan mendapatkan momentum untuk menyampaikan kritik. Terkait capaian program di sektor keamanan dalam negeri dari pemerintahan saat ini," bebernya.

Di samping itu, dengan adanya peristiwa penembakan ini, juga dapat mempengaruhi simpati atau pandangan masyarakat dunia yang sebelumnya memiliki pandangan negatif terhadap Donald Trump.

"Pastinya, simpati tersebut juga bisa dikuatkan dengan program-program yang akan diusung Trump, utamanya di sektor keamanan. Yang pasti, akan menarik simpati dan dukungan," ungkapnya.