Nasib Keluarga Gak Mampu Bayar BBM, Jenazah Bayi Diturunkan Sopir Ambulans di SPBU Ternyata Pungli

Nasib keluarga gak mampu bayar BBM, jenazah bayi diturunkan sopir ambulans di SPBU ternyata pungli, direktur rumah sakit sebut menyalahi prosedur.

|
Youtube Tribun Sumsel/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Suwardi (kanan) sopir ambulans, keluarga pasien (kiri) gak mampu bayar BBM, jenazah bayi diturunkan di SPBU ternyata pungli, direktur rumah sakit sebut menyalahi prosedur. 

"Saya bilang, saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar perbup," imbuh Suwardi.

Atas nama pribadi, Suwardi menyatakan bersalah dan siap mendapatkan sanksi dari pihak managemen RSUD Ade M Djoen Sintang.

Suwardi Terbukti Melanggar Prosedur

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Hasiholan Pane menyayangkan ada oknum Sopir ambulans yang meminta uang selisih harga BBM kepada keluarga pasien.

Seharusnya, jika keluarga pasien sudah membayar biaya di kasir rumah sakit dengan harga sesuai dalam Perbup maka, sopir tidak diperkenankan untuk meminta biaya tambahan dalam bentuk apapun.

"Memang benar itu ambulans kami. Dan kami memastikan bahwa pelayanan kemarin sudah sesuai dengan SOP" ungkap Ridwan, Selasa (16/7/2024).

"Pembayaran sudah lewat kasir sesuai perbup. Namun kemudian oleh oknum sopir kami ada rencananya menarik (biaya tambahan) karena pada akhirnya tidak terjadi, karena baru direncanakan sebesar 400 ribu," lanjut Ridwan.

"Ketika kami klarifikasi, kenapa dijawab karena memang selisih harga BBM dexlite sementara di perbup masih menggunakan pertalit sehingga ada selisih bayar. Hal ini tidak kami perkenankan," jelas Ridwan.

Ridwan menyebut, ambulans dengan bahan bakar Dexlite tersebut tidak direkomendasikan digunakan ke luar kota dengan alasan selisih harga BBM dengan Perbup.

Namun, jika ambulans itu terpaksa digunakan, harus mendapatkan persetujuan manajemen.

"Kalau digunakan itu pun atas persetujuan direktur dan biaya dibebankan ke rumah sakit. Itu alternatif terakhir" lanjut Ridwan. 

"Kalaupun ada selisih bayar, kita yang tanggung bukan keluarga pasien," imbuh Ridwan.

Ridwan mengklaim jika semua jenis operasional ambulans sudah diatur dalam perbup baik BBM, biaya sopir dan perawat bahkan, BBM ambulans juga sudah terisi dan siap digunakan.

"Sudah ada uang operasional di perbup. Ada uang sopir perawat bensin semua dibayarkan kalau dia sudah kerja" papar Ridwan. 

"Uang baru dikasih setelah kerja. BBM selalu tersedia kan diisi umpamanya sopir berangkat setelah digunakan diisi lagi" imbuhnya. 

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved