Berita Malang Hari Ini
Bahaya Makanan Berbahan Tepung untuk Kesehatan Tubuh, Ini Kata Pakar Kesehatan di Malang
Makanan berbahan dasar tepung kini semakin marak dan menjadi favorit di kalangan masyarakat, berpotensi menimbulkan dampak negatif
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Makanan berbahan dasar tepung kini semakin marak dan menjadi favorit di kalangan masyarakat. Namun meski rasanya lezat, ternyata berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.
Hal itu dibenarkan langsung oleh Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ns Zaqqi Ubaidillah, M Kep Sp Kep MB.
Menurutnya, mengkonsumsi makanan berbahan dasar tepung memiliki dampak yang merugikan jika dikonsumsi secara terus menerus dan berlebihan.
"Mengonsumsi tepung olahan, khususnya tepung terigu putih yang umum digunakan dalam roti dan makanan olahan, dapat berkontribusi pada pertambahan berat badan dan obesitas," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (26/7/2024).
Dirinya menjelaskan, bahwa tepung olahan cenderung meningkatkan lemak dalam tubuh. Selain itu, dapat mengganggu proses oksidasi yang berperan membakar lemak untuk energi.
"Selain menyebabkan penambahan berat badan atau obesitas, konsumsi tepung olahan juga dapat memicu peradangan mikrobiota usus yang dapat mengganggu metabolisme," tambahnya.
Selain itu, konsumsi tepung olahan juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan prediktor penting dari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.
Selanjutnya, makanan tepung banyak mengandung alloxan. Sebagai informasi, bahwa Alloxan merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan gangguan pada sel beta pankreas yang menghasilkan insulin.
"Sel beta pankreas penting untuk menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Alloxan secara khusus dapat merusak sel beta pankreas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes," jelasnya.
Dirinya menerangkan, adanya penelitian yang menunjukkan bahwa asupan tepung olahan dapat meningkatkan faktor pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1), yang dapat memicu pembelahan sel dan memengaruhi risiko kanker.
Dampaknya, risiko kanker dapat lebih besar lagi bila dikombinasikan dengan komponen yang tidak sehat lainnya, seperti bahan tambahan makanan.
Selain itu, juga dapat menyebabkan gangguan kognitif seperti Alzheimer dan Parkinson. Resistensi insulin yang disebabkan oleh tepung olahan dapat mengganggu fungsi otak, menyebabkan peradangan saraf, dan meningkatkan risiko gangguan kognitif.
Dirinya juga memperingatkan, bahwa efek samping tepung olahan juga dapat memicu kecanduan makanan dan meningkatkan risiko depresi.
"Pola makan tinggi tepung olahan, dapat mengganggu keseimbangan gula darah dan mempengaruhi suasana hati. Tidak hanya itu, konsumsi tepung olahan juga dikaitkan dengan jerawat," ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih sadar terhadap bahaya makanan berbahan dasar tepung.
"Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan kesehatan. Alangkah baiknya, diganti dengan pilihan yang lebih sehat semisal biji-bijian maupun alternatif lainnya," pungkasnya.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.