Berita Malang Hari Ini
Mahasiswa ITN Malang Manfaatkan PLTS dengan Solar Tracker untuk Maksimalkan Hasil Produksi Buah Naga
Empat mahasiswa ITN Malang mencoba membuat karya yang mereka sebut 'Sistem Modul Surya Sebagai Penyinaran Cahaya Otomatis' untuk kebun Buah Naga
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Mahasiswa ITN membuat karya rangkain elektro sebagai solusi membantu petani buah naga untuk bisa mendapatkan panen berkala.
Mereka membuat sistem otomatis penyinaran lampu kebun buah naga di malam hari, sekaligus sistem otomatis yang membuat solar cell bisa terus bergerak sesuai arah sinar matahari di pagi hingga sore hari agar maksimal menangkap sumber daya .
Penerapan teknologi untuk pertanian ini diharapkan bisa menjawab tantangan di mana buah naga tidak selalu panen sepanjang tahun yang dihadapi petani di Kabupaten Banyuwangi.
Empat mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mencoba membuat karya yang mereka sebut “Sistem Modul Surya Sebagai Penyinaran Cahaya Otomatis pada Buah Naga di Malam Hari”.
Penelitian mereka lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2024.
Tiga mahasiswa S1 Teknik Elektro yang terlibat adalah Dimas Wahyu Firmansyah, Trio Nur Prawito dan muhamad Cahyo Samudro dan seorang mahasiswa S1 Teknik Mesin, Reyhan Octio Ardista.
Mereka dibimbing oleh Alfarid Hendro Yuwono SsT MT.
Idenya didapat ketika salah satu anggota berlibur di wilayah timur provinsi Jawa Timur ini.
"Awal penelitian ini saat salah satu anggota kami sedang berlibur di Banyuwangi. Di sana banyak pertanian buah naga," jelas Dimas Wahyu Firmansyah Ketua Tim PKM KC beberapa waktu lalu.
Akhirnya muncullah ide membuat pembangkit listrik tenaga surya untuk membantu pencahayaan buah naga di malam hari dengan menggunakan solar tracker.
Solar tracker merupakan perangkat yang berfungsi untuk mengatur arah panel surya agar mengikuti pergerakan arah matahari.
Sehingga solar cell mampu menangkap iradiasi matahari secara maksimal.
Beberapa petani buah naga sudah menggunakan panel surya/solar cell pada lahan mereka. Namun sayangnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) masih terdapat kendala.
Seperti kemampuan solar cell dalam menangkap sinar matahari kurang maksimal.
Penyebabnya antara lain orientasi panel surya atau posisi pemasangan panel surya yang tidak tepat. Sehingga iradiasi dari cahaya matahari yang diterima panel surya tidak maksimal.
Mahasiswa tidak kesulitan mewujudkan itu karena membuat sistem modul surya menjadi keahlian mahasiswa Teknik Elektro ITN Malang.
Saat ini pembuatan prototype sudah sampai pada menyelesaikan solar tracker dan tiang-tiang penyanggah lampu.
Termasuk program arduino solar tracker dan lampu otomatis.
"Penggunaan solar cell diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas buah naga, serta dapat menambah jumlah panen buah naga dalam setahun. Solar cell juga dapat menghemat daya listrik yang dipakai hingga mampu bertahan 5-10 tahun,” kata Dimas.
Secara ekonomis, solar cell ini dapat membantu menghemat biaya pengeluaran dan meningkatkan hasil produksi buah naga.
Sedang di sisi teknologi ada memodernisasi sektor pertanian dengan memasukkan keilmuan teknik elektro dapat dilakukan dengan rangkaian yang praktis dan efisien.
Bahan-bahan utama yang mereka gunakan untuk membuat solar cell antara lain modul surya, baterai, solar charge controller, lampu LED AC, sensor LDR, arduino uno, modul relay DC 5 V, dan fitting inverter.
Sedang untuk membuat layout dari alat, mereka harus survei lapangan.
Untuk itu dilakukan survei di daerah Kecataman Lawang, Kabupaten Malang, dimana topografinya mirip dengan daerah Banyuwangi.
Kemudian dilakukan analisa besarnya surya cell (100 WP) yang perlu digunakan.
Serta menganalisa besar ampere dan volt baterai. Serta luas penampang kabel dan banyaknya lampu yang diperlukan.
Solar tracker akan bekerja pada siang hari dengan bergerak mengikuti iradiasi matahari (intensitas energi matahari) optimal yang digerakkan oleh motor DC, lalu menyuplai daya ke baterai.
Saat malam hari, sensor LDR akan mengirimkan sinyal ke arduino uno sebagai input. Kemudian arduino mengeluarkan perintah menyalakan relay untuk menghidupkan lampu LED.
Menurut mahasiswa semester 6 ini, cahaya dari lampu LED berperan membantu tanaman buah naga untuk memproduksi bunga dan buah.
Petani juga tidak perlu melakukan monitoring setiap hari, karena lampu akan otomatis mati saat pagi dan hidup saat malam hari.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.