Pesan Kematian Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Rumah Kosong Meninggal 6 Tahun Lalu, Kecam Suami

Pesan kematian ibu dan anak tinggal kerangka di rumah kosong meninggal 6 tahun lalu, kecam suami yang menikah lagi, tinggalkan petunjuk untuk polisi.

|
KOMPAS.com/BAGUS PUJI PANUNTUN/Youtube Tribunjabar Video
Pesan kematian ibu dan anak tinggal kerangka di rumah kosong meninggal 6 tahun lalu, kecam suami yang menikah lagi, tinggalkan petunjuk untuk polisi. 

SURYAMALANG.COM, - Pesan kematian tertulis di tembok rumah lokasi ditemukannya kerangka ibu dan anak di Bandung Barat, Kompleks Tanimulya Indah, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah.

Ibu dan anak tersebut diduga sudah meninggal 6 tahun lalu dan kematiannya baru diketahui sekarang setelah selama ini hunian itu dikira rumah kosong. 

Siapa sangka di dalam rumah tidak terawat tersebut tergolek jasad yang sudah jadi kerangka atas nama Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Immanuel (24).

Sebelum meninggal, ternyata ibu bernama Iguh Indah Hayati menulis pesan yang ditujukan untuk polisi.

Pesan itu ditulis Indah di dinding rumahnya di bagian ruang tamu dan kamar.

'Warning, Cari USB, Ada 4 USB Drive. Aku tulis pesan untuk dibaca pak polisi dalam bentuk web' bunyi pesan itu melansir TribunJabar.id.

Lalu curahan hati yang diduga ditulis Indah semasa hidup juga mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di rumah tersebut selama korban dan anaknya tinggal.

Permasalahan rumah tangga hingga biaya sekolah anak tertulis di dinding rumah.

Tulisan lain yang diduga dibuat Indah berbunyi;

'Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang photo bersamamu itu. Dipakang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia'.

Tulisan lainnya yakni;

'Aku minta rumah ini diwakafkan untuk masjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi masjid atas kematian saya'.

Baca juga: 3 Kejanggalan Vonis Bebas Ronald Tannur Dibongkar Mahfud MD, Ironi Penegakan Hukum Sentil Hakim

Tak hanya Indah, Elia Immanuel (24), sang anak juga diduga turut menulis curhatannya.

Salah satu tulisan yang diduga dibuat Elia menunjukkan keinginan kuat korban untuk bersekolah.

'Aku mau sekolah. Katanya mau biayai aku sekolah. Tapi semua itu dusta. Catatan: Akan kubawa sampai mati semua janji manismu'.

Di tembok tengah rumah juga tertulis curahan hati diduga dibuat Elia yang berbunyi 

'Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah'

'Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya tuhan yang sempurna'.

Menanggapi pesan di dinding rumah, Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto masih akan memastikan lagi apakah benar itu tulisan korban atau bukan. 

"Tulisan-tulisan tangan itu sebagai bukti penunjang, ya. Kita nanti akan mencocokkan antara bukti yang ada di dalam tembok dengan tulisan di dalam buku," ujar Tri Suhartanto saat ditemui di lokasi, Selasa (30/7/2024).

Namun hingga saat ini polisi belum bisa memberikan kesimpulan.

"Untuk sementara, kita tidak bisa menyimpulkan, jadi mohon waktu. Sebenarnya sudah ada dan kita bisa menyimpulkan, tapi itu tadi, kita harus tahu dulu penyebab kematian," kata Tri Suhartanto. 

Baca juga: Viral Pabrik Mi Legendaris Sejak Tahun 1990 Baru Ketahuan BPOM Pakai Formalin, Sehari Jual 20 Karung

Atas hal tersebut, pihaknya enggan terburu-buru menyimpulkan penyebab kematian ibu dan anak tersebut.

"Jangan sampai kita menyimpulkan sekarang, tahu-tahu ternyata penyebab kematiannya lain," ucap Tri.

Terkait kematian ibu dan anak itu kata Tri, sudah ada bukti-bukti penunjang dan bukti-bukti petunjuk, tetapi pihaknya masih memerlukan bukti-bukti yang lain, lalu setelah itu baru bisa menjelaskan.

"Itu tadi saya sampaikan bahwa kita masih memerlukan bukti-bukti yang lain yaitu apa penyebab kematian dari kedua korban tersebut. Baru kita bisa menjelaskan, tapi kalau sekarang kan hanya persepsi," ujar Tri.

Kisah Perceraian Korban dan Penemuan Kerangka

Diketahui, Indah dan Mudjoyo Tjandra telah bercerai sejak delapan tahun lalu.

Kronologi penemuan dua kerangka ibu dan anak ini bermula saat mantan suami korban datang ke rumah di Bandung Barat. 

Mudjoyo Tjandra saat itu berkunjung pertama kali setelah bertahun-tahun berpisah dari istri dan anaknya.

Diungkap oleh Ai Suryati (54) warga sekitar, Indah dan Mudjoyo Tjandra telah bercerai sejak delapan tahun lalu.

Sementara, Indah dan putrinya terakhir bertemu dengan warga sebelum pandemi Covid pada tahun 2019.

"Udah delapan tahunan lebih udah pisah, terakhir ketemu sebelum corona, saya lupa tahunnya, itu pun tidak sama sekali ngobrol. Kalau mau kerja juga hanya lewat saja," ujar Ai Suryati dilansir dari Youtube Tribun Jabar.

Adapun maksud kedatangan mantan suami Indah datang ke rumah itu hendak mengambil barang. 

"Dia (Mudjoyo Tjandra) sempat laporan untuk membuka gembok mau ngambil sesuatu di dalam karena status mereka ini sudah bercerai sejak tahun 2018," ujar Kapolsek Padalarang, AKP Kusmawan di lokasi, Senin (29/7/2024) melansir Tribunjabar.com.

Sementara kondisi rumah sudah tidak terawat karena warna cat sudah pudar dan di bagian luar sudah dipenuhi rumput liar.

Merasa aneh, Mudjoyo Tjandra meminta bantuan RT dan warga untuk menjebol pintu yang digembok.

"Namun saat akan masuk ke dalam rumah, kondisi pagar pintunya tergombok. Sehingga, suaminya menghubungi RT dan warga untuk minta bantuan dengan menjebol," lanjut Kusmawan. 

Setelah pintu terbuka dan dilakukan pengecekan di dalam rumah, kata Kusmawan, akhirnya dua kerangka mayat ibu dan anak tersebut ditemukan di tempat tidur.

"Posisi saat ditemukan, kerangka tersebut terbaring di tempat tidur. Jadi, yang ditemukan ada dua kerangka yang diduga ibu dan anak. Posisinya di dua kasur yang berbeda," jelas Kusmawan.

AKP Kusmawan menduga ibu dan anak tersebut sudah meninggal dunia sejak 6 tahun yang lalu.

Sedangkan rumah tersebut milik ibu dan anak itu sehingga selama ini mereka mengunci diri atau dikunci dari dalam karena saat suaminya akan masuk, pintunya harus dijebol.

"Jadi, selama ini ibu dan anak itu tidak berkomunikasi dengan warga setempat, termasuk dengan suaminya," ucap Kusmawan.

Sedangkan untuk penyebab kematian hingga kini masih dilakukan penyelidikan dan menunggu hasil autopsi.

"Jenazah sementara ini kita kembalikan dulu kepada keluarga, apakah mau dilakukan indentifikasi lanjutan atau tidak, jadi kita akan meminta keterangan terlebih dahulu," ujar Kusmawan.

Jika pihak keluarga tidak ingin dilakukan indentifikasi lanjutan, kata Kusmawan, maka mereka harus membuat surat pernyataan terkait penolakan visum atau autopsi.

Saat ini, kerangka ibu dan anak sudah dibawa ke RS Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung untuk diautopsi.

Dari hasil penyelidikan sementara, polisi tudak menemukan unsur kekerasan atau pidana terhadap korban.

Polisi menduga, kedua korban tersebut mengurung diri dan meninggal dalam kondisi sakit karena kelaparan.

Dikira Tetangga Rumah Kosong

Di sisi lain, Ai Suryati (54), mengira ibu dan anak tersebut sudah pindah rumah karena kabarnya pernah meminta surat pindah ke RT dan RW setempat.

Suryati mengatakan, selama ini tidak pernah mencium bau mayat.

"Mereka hanya berdua di rumah karena domisilinya di sini sudah lama tapi setahu saya enggak ada keluarga lain di sini," ujar Suryati. 

Warga semakin yakin mereka pindah karena di bagian rumah terdapat tulisan rumah dijual. Bahkan sempat ada beberapa kali yang menanyakan terkait dijualnya rumah tersebut.

"Tapi katanya pas menghubungi nomor yang dicantumkan tidak aktif, kami juga tidak tahu kan. Jadi semuanya sudah tahu rumah tahu kosong," ucap Suryati.

Nanda (25), warga lainnya tak menyangka selama ini rumah yang berada tepat di sebelahnya ternyata menyimpan dua kerangka ibu dan anak.

"Saya baru setahun tinggal di sini dan tahunya rumahnya memang kosong, terbengkalai. Makannya kaget pas tahu ada kerangka ternyata di dalamnya. Saya belum pernah ketemu sebelumnya," ujar Nanda.

Pj Kades Desa Tani Mulya, Wawan Sutisna, mengatakan kondisi rumah lokasi penemuan kerangka sudah tak terawat sehingga warga mengira rumah kosong.

"Tadi saya mendapat kabar dari Babinsa Tani Mulya ada penemuan mayat yang merupakan ibu dan anak dengan kondisi sudah jadi kerangka, mungkin (meninggal) sudah lama," ucap Wawan.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved