Berita Jombang Hari Ini

Nasib Warga Jombang Tak Boleh Pinjam Ambulans Tandu Jenazah Jalan 3 Km, Alasan Pemdes Tidak Jelas

Nasib warga Jombang tak boleh pinjam ambulans tandu jenazah jalan kaki 3 km, alasan Pemdes tidak beri izin kurang jelas.

Youtube TribunJatimTimur
Warga Jombang tak boleh pinjam ambulans tandu jenazah jalan kaki 3 km, alasan Pemdes tidak beri izin kurang jelas. 

SURYAMALANG.COM, - Nasib warga Jombang tak boleh pinjam ambulans oleh Pemerintah Desa (Pemdes) untuk menandu jenazah cukup memprihatinkan.

Warga akhirnya terpaksa menandu jenazah dengan jalan kaki sejauh 3 km meski banyak pertanyaan di pikiran namun mereka mengaku ikhlas. 

Sedangkan alasan Pemdes tidak meminjami ambulans untuk mengangkut jenazah juga tidak begitu jelas. 

Peristiwa itu diketahui terjadi pada Senin (5/8/2024) pagi di Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur. 

Dari video amatir yang diterima Tribun Jatim Network (grup suryamalang), tampak puluhan warga ramai menggotong keranda mayat yang di dalamnya terdapat jenazah Paiman (70).

Paiman merupakan warga Desa Jipurapah yang meninggal di Desa Marmoyo pada Senin dini hari.

Tetangganya yang mendengar kabar Paiman meninggal lalu bergegas menuju Desa Marmoyo untuk mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. 

Namun, niat baik itu menemui kendala karena puluhan warga yang berasal dari Desa Jipurapah harus menggotong jenazah Paiman dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer. 

Baca juga: Titik Terang Konflik SMP/SMA PETRA Diminta RW Iuran Rp140 Juta, Wali Kota Surabaya Lega Ada Solusi

Sumali (50) warga setempat saat dikonfirmasi mengatakan, Paiman merupakan warga asli Jipurapah, namun meninggal di Marmoyo. 

Ketika para tetangganya menghampiri jenazah Paiman di Marmoyo dan hendak diantar kembali ke Jipurapah, alat transportasi menjadi kendala.

Terlebih, di dua desa tersebut masuk kawasan pelosok di Kabupaten Jombang.

Sumali menjelaskan, saat hendak diantarkan ke Jipurapah untuk dimakamkan, pihak keluarga tidak mempunyai uang untuk menyewa mobil ambulans

Mengingat tidak mungkin menunggu sampai ambulans siap, warga pun menandu jenazah Paiman yang sudah terbaring di dalam keranda dari Desa Marmoyo menuju Jipurapah yang jaraknya 3 kilometer.

"Jaraknya itu kurang lebih 3 kilometer. Jadi harus ditandu sama warga," ucap Sumali yang juga menjabat sebagai Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Jipurapah ini. 

Lebih lanjut, alasan warga memilih menandu jenazah dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer karena ambulans disebut tidak tersedia. 

Sumali mengaku pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Jipurapah tidak mengizinkan ambulans digunakan dan tidak tahu pasti alasan mengapa tidak boleh. 

"Dari masyarakat Jipurapah ini sudah berkomunikasi dengan pihak desa, kalau mau meminjam ambulans desa. Tapi katanya tidak boleh diangkut pakai ambulans. Alasannya tidak jelas," terang Sumali melanjutkan. 

Baca juga: Dugaan Penyebab Kebakaran di Ponpes Lirboyo Kota Kediri Berasal dari Rumah, Ada Suara Ledakan

Tangkapan layar video warga Jipurapah menandu jenazah dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer
Tangkapan layar video warga Jipurapah menandu jenazah dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer (TribunJatim.com)

Ingin menyewa ambulans lain pun, kata Sumali pihak keluarga tidak memiliki cukup biaya. 

"Kalau mau sewa, mengeluarkan biaya lagi. Pihak keluarga ini tidak punya banyak biaya," ujar Sumali. 

Itu sebabnya warga memilih jalan pintas menandu jenazah dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer meskipun sangat jauh.

Kondisi desa yang masih diselimuti hutan di kanan dan kiri, dan melewati jalan yang tidak begitu mulus menjadi hambatan warga setempat. 

Dari video, tampak warga mengangkut jenazah Paiman melewati jalan beraspal yang sudah mulai retak.

Di samping kanan dan kirinya juga masih berdiri pohon rindang nan lebat. 

Dengan peristiwa ini, Sumali berharap ada solusi dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah agar lebih mempermudah fasilitas masyarakat. 

"Semoga ada kebijakan yang jelas dan memihak masyarakat kecil. Kasihan warga apalagi jarak desa ke desa di tempat ini sangat jauh, jadi pasti membutuhkan fasilitas jika ada kejadian seperti ini," pungkas Sumali.

(TribunJatim.com/Anggit Pujie Widodo)

 

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved