Berita Surabaya Hari Ini

Titik Terang Konflik SMP/SMA PETRA Diminta RW Iuran Rp140 Juta, Wali Kota Surabaya Lega Ada Solusi

Titik terang konflik SMP/SMA PETRA diminta RW iuran Rp 140 juta, Wali Kota Surabaya lega akhirnya ada solusi, tidak ada lagi penutupan jalan.

|
Suryamalang.com/Bobby Constantine Koloway
SMP/SMA PETRA diminta RW iuran Rp 140 juta, Wali Kota Surabaya lega akhirnya ada solusi, tidak ada lagi penutupan jalan. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Titik terang konflik SMP/SMA Petra diminta RW iuran Rp 140 juta membuat Wali Kota Surabaya lega. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi lega karena konflik antara sekolah Petra dengan RW di lingkungan setempat berakhir damai dengan sejumlah solusi yang disepakati bersama.

Solusi ini yang membuat sekolah Petra dengan RW bisa sama-sama menerima perdamaian tanpa melibatkan jalur hukum. 

SMP Kristen Petra 3 dan SMA Kristen Petra 2 diketahui berkonflik dengan pengurus RW di Perumahan Tompotika, Manyar Tirtosari, Surabaya gara-gara enggan bayar kenaikan iuran. 

Iuran yang awalnya Rp 25 juta, naik jadi Rp 32 juta kemudian naik lagi jadi Rp 35 juta dibayarkan ke empat RW di lingkungan itu membuat Petra keberatan. 

Baca juga: Kisah Toro Mekanik Bengkel Tenggak 15 Gelas Kopi dan 2 Bungkus Rokok Sehari, Kini Rutin Cuci Darah

Kini setelah melalui beberapa kali mediasi, kedua belah pihak sepakat berdamai dan menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan.

Kesepakatan ini diambil setelah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mempertemukan kedua belah pihak di kediaman Ketua RW IV Kelurahan Menur Pumpungan, Senin (5/8/2024).

Berlangsung sekitar 50 menit melalui pertemuan tertutup, kedua belah pihak akhirnya menyetujui beberapa komitmen.

"Sudah ada beberapa kesamaan-kesamaan antara satu dengan yang lainnya," kata Wali Kota Eri dikonfirmasi setelah pertemuan, Senin. 

Warga dari 3 RW (RW 4, RW 5 dan RW 7) sepakat untuk tidak lagi menerima iuran dari Petra.

Besaran iuran yang mencapai Rp 35 juta dianggap terlalu besar bagi Petra sedangkan bagi pengurus RW, mereka tak ingin mengelola uang dari Petra demi menghindari dugaan penyelewengan.

"Ketika RW menerima uang, RW dikira melakukan pungli (pemungutan liar) atau minta bantuan padahal ini untuk kepentingan fasilitas umum dan keamanan" ujar Cak Eri sapaan akrabnya.

Ketiga RW juga sepakat akan memberikan akses jalan kepada Petra seperti sediakala dan tidak ada lagi penutupan jalan.

Sebagai gantinya, Petra akan berkontribusi kepada warga melalui beberapa hal.

Di antaranya, ikut menyiagakan tenaga keamanan (security) di 8 gerbang perumahan untuk mengantisipasi kemacetan saat jam berangkat dan pulang sekolah serta menjaga fasilitas umum (fasum) seperti kebersihan sungai dari eceng gondok.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved