Sebelum Dokter Aulia Tewas, UNDIP Sudah Dilaporkan Dugaan Bully Senior ke Junior, Dinner dan Cek In

Sebelum Dokter Aulia tewas, UNDIP dan RSUP Kariadi sudah pernah dilaporkan atas dugaan bully senior ke junior, dari dinner, belanja dan cek in hotel.

|
Youtube Tribun Jateng/TribunnewsWiki.com
Dokter Aulia (kanan) tewas, UNDIP dan RSUP Kariadi sudah pernah dilaporkan atas dugaan bully senior ke junior, dari dinner, belanja dan cek in hotel. 

Hasil Olah TKP Kasus Dokter Aulia

Kepolisian telah memintai keterangan para saksi termasuk dari pihak kampus terutama terkait kabar adanya perundungan atau bullying yang diterima korban.

"Ada beberapa saksi yang sudah kami mintai keterangan. Kami juga Koordinasi dengan Undip yang mana info dari kampus korban ada permasalahan pribadi," ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena, Kamis (15/8/2024).

Andika menyebut hasil Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kamar kos korban terkunci dari dalam.

Polisi juga mempelajari beberapa rekaman kamera CCTV.

"Tubuh korban tidak ada tanda kekerasan, ada bekas suntikan di tubuh korban yang diduga (dilakukan) dari yang bersangkutan," papar Andika mengutip Tribunjateng.com.

Baca juga: Buntut Masalah Ayu Ting Ting dengan Pelaku Tabrak Lari Mobilnya, Tegas Harus Tanggung Jawab

Akibat kematian korban, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mendorong penyelidikan atas kasus kematian korban.  

“PB IDI menghormati proses penyelidikan yang masih berlangsung oleh aparat yang berwenang," kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Moh. Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis.

Dari kejadian ini, pihaknya menekankan pentingnya dukungan kesehatan mental selama pendidikan.

"Kami mendorong pembentukan Pusat Trauma dan evaluasi kesehatan mental secara berkala untuk memastikan bahwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis menerima perawatan dan dukungan yang diperlukan," sambung Adib.

Sedangkan dalam keterangan tertulis, Rektor Undip Semarang, Suharmono membantah, kematian dokter Aulia akibat terjadinya perundungan.

"Almarhumah mempunya problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh," ungkap Suharmono.

Suharmono menjelaskan pula, almarhumah memang sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari program tersebut tetapi terikat beasiswa.

"Korban merupakan penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan pemberi beasiswa," terang Suharmono. 

Disclaimer: Kontak bantuan

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved