Bobroknya Daycare Meita Irianty Anak-anak Makan Tak Layak, Guru Tanpa Sertifikasi, Izin Ilegal

Bobroknya daycare Meita Irianty anak-anak diberi makan tidak layak, guru tanpa sertifikasi, perizinan ilegal, influencer parenting berbuah intimidasi

|
Tribunjakarta.com/Elga Hikari Putra
Meita Irianty (kiri) pemilik daycare, anak-anak diberi makan tidak layak, guru tanpa sertifikasi, perizinan ilegal, influencer parenting berbuah intimidasi 

SURYAMALANG.COM, - Bobroknya daycare Meita Irianty terungkap setelah kasus kekerasan pada anak terjadi di penitipan anak bernama Wensen School tersebut.

Meita Irianty sebagai pemilik viral setelah terekam CCTV melakukan penganiayaan terhadap dua orang balita dan batita. 

Selain kekerasan pada anak, daycare Meita Irianty juga memberikan makanan yang tidak layak atau tidak memenuhi standar gizi yang baik. 

Kemudian rata-rata guru yang dipekerjakan tidak memilki sertifikasi dan perizinannya tidak ada atau ilegal. 

Wensen School milik Meita Irianty (37) di Depok, Jawa Barat itu kini terancam ditutup apalagi pemiliknya sudah jadi tersangka.

Baca juga: Beda Sikap Orang tua Armor Toreador Ditagih Utang Rp 1 M Ikhlas Anaknya Dipenjara, KDRT Minta Damai

Terkait parahnya kondisi daycare Wensen School selama ini dibongkar oleh kuasa hukum korban penganiayaan, Irfan Maulana.

Dari penuturan melalui informasi dari sejumlah saksi yang bekerja di daycare tersebut, pemberian makanan kepada anak-anak jauh dari kata layak. 

"Kondisi makanan untuk anak-anak ini sangat tidak layak. Jadi mereka itu hanya diberi makan nuget dan telur setiap hari," kata Irfan kepada wartawan, Jumat (16/8/2024) mengutip Tribunnews.com, (grup suryamalang)

Bahkan para guru di daycare tersebut sampai harus patungan membeli makanan yang layak untuk anak-anak.

Irfan juga menerangkan tempat penitipan anak itu sejatinya tidak memiliki izin dari instansi terkait.

"Kami melihatnya begitu miris kondisi daycare, mulai dari perizinannya tidak ada perizinan. Kadang-kadang guru-guru sampai patungan untuk memberikan makanan layak terhadap anak-anak ini," terang Irfan.

Tak hanya itu, saksi-saksi yang merupakan pengasuh dan mengetahui kejadian itu pun kata Irfan masih merasa trauma karena mendapat intimidasi dari pelaku.

Meita Irianty melakukan intimidasi karena banyak guru di daycare-nya tidak memiliki sertifikasi. 

Hal itulah yang kemudian membuat para guru takut sekaligus merasa terancam.

"Ya sampai saat ini saksi masih dapat intimidasi dari pihak pelaku karena kan kondisi saksi ini mohon maaf boleh saya bilang dari 9 guru hanya 1 yang punya sertifikasi kependidikan jadi sisanya tidak ada sertifikasi," terang Irfan.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved