Berita Malang Hari Ini

Miliki Semangat Akademik Tinggi, Pasutri Dosen Lulus Bersama di Program Doktor UMM

Hadinoto dan Eni Suhesti, sepasang suami istri (pasutri) menjalani ujian terbuka doktoral di hari yang sama pada 22 Agustus 2024 lalu.

UMM
Hadinoto dan Eni Suhesti menjalani ujian terbuka doktoral di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Memiliki semangat akademik yang tinggi, Hadinoto dan Eni Suhesti, sepasang suami istri (pasutri) menjalani ujian terbuka doktoral di hari yang sama pada 22 Agustus 2024 lalu.

Keduanya adalah mahasiswa Program Doktor Ilmu Pertanian di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sehari-hari mereka adalah dosen di sebuah perguruan tinggi.

Hadinoto dalam ujian disertasi terbukanya memaparkan penelitian berjudul "Strategi Konservasi Burung Pada Berbagai Tipe Habitat di Kota Pekanbaru".

Dalam peneliannya, ia menyoroti peran penting burung dalam ekosistem dan mengamati dampak perubahan tutupan lahan di Provinsi Riau.

Di mana  sebagian besar didominasi oleh perkebunan monokultur, terhadap keanekaragaman burung.

Ia menjelaskan bahwa burung menjadi indikator kesehatan lingkungan. Sehingga keberagaman habitat sangat penting untuk konservasi mereka.

“Dalam penelitian ini mengidentifikasi ada 34 famili, 75 jenis, dan 2.244 individu burung di enam tipe habitat yang berbeda di Pekanbaru."

"Dengan metode survei lapangan dan analisis SWOT, disusun strategi konservasi yang mendukung pertumbuhan dan pelestarian burung," katanya.

Menurutnya, persepsi masyarakat terhadap burung di Pekanbaru secara umum baik dengan skor rata-rata 104,03 (83,22 persen). Ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya konservasi burung.

Hadi, panggilan akrabnya, berharap hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi pemerintah, akademisi, dan peneliti dalam upaya konservasi burung. Strategi yang diusulkan adalah mendukung pelestarian dan pemanfaatan peluang konservasi yang ada.

Serta memberikan rekomendasi dalam penyusunan peraturan terkait pelestarian burung di Pekanbaru dan sekitarnya. Sementara istrinya, Eni Suhesti mengangkat penelitian berjudul Model Rakitan Teknologi Peningkatan Kualitas dan Produksi Madu Apis mellifera L. Dengan Pakan Acacia crassicarpa menjelaskan bahwa.

Tujuan penelitiannya adalah  meningkatkan kualitas dan produksi madu dari lebah Apis mellifera di Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau dengan menggunakan tanaman Acacia crassicarpa sebagai sumber pakan.

Menurut Eni, panggilan akrabnya, Acacia crassicarpa merupakan tanaman yang menghasilkan nektar sepanjang tahun dan sangat potensial untuk mendukung produksi madu.

Dalam penelitian itu ada tiga tahap yang dilakukan yakni survei komposisi dan produksi nektar pada berbagai usia tanaman, eksperimen pengaruh waktu panen dan umur tanaman terhadap kualitas dan produksi madu. Serta penyusunan model teknologi untuk peningkatan kualitas dan produksi madu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tanaman dan waktu panen mempengaruhi kualitas madu, dengan waktu panen optimal 30 hari dan umur tanaman terbaik 8 hingga 18 bulan.

Sedang model teknologi yang disusun meliputi persiapan lokasi, perawatan koloni, dan pemanenan optimal.

"Model ini diharapkan dapat meningkatkan produksi madu berkualitas tinggi di daerah rawa gambut,” terang Eni. 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved