Berita Malang Hari Ini

Kota Malang Mengalami Inflansi pada Agustus 2024 Karena Terdongkrak Biaya Kuliah

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang merilis angka inflasi pada Agustus 2024 di Ngalam Comment Centre (NCC), Senin (2/9/2024).

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Penyambutan mahasiswa baru di Universitas Brawijaya (UB) pada Agustus 2024 lalu. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang merilis angka inflasi pada Agustus 2024 di Ngalam Comment Centre (NCC), Senin (2/9/2024).

Umar Sjaifudin MSi, Kepala BPS Kota Malang menyebutkan, Kota Malang mengalami inflasi mencapai 0,04 persen. Setelah bulan-bulan sebelumnya deflasi.

Salah satu pemicunya adalah biaya akademik atau kuliah. Pada Agustus 2024 adalah masa membayar biaya kuliah bagi mahasiswa baru (maba).

"Pada Agustus 2024, inflasi Kota Malang secara month to month (m to m) sbesar 0,04 persen."

"Jika dibandingkan dengan 11 kota dan kabupaten di Jawa Timur, memang inflasi Kota Malang memang tertinggi."

"Ada dua kota inflasi dan sembilan kota deflasi," jelas Umar kepada SURYAMALANG.COM.

Dan jika dilihat year o year (y o y), inflasi tahunan Kota Malang masih 1,88 persen.

Ia menyebut angka ini masih di bawah inflasi Jawa Timur dan nasional. Inflasi Jatim y o y masih 2,05 persen dan nasional  masih 2,12 persen.

"Jadi angka 1,85 persen ini masih terkendali. Dimana target inflasi 2,5 plus minus 1. Jadi inflasi itu harus di ring 1, 5 sampai 3,5 persen. Kalau dibawah 1,5 persen itu berarti inflasi tapi terlalu rendah karena sudah banyak yang deflasi," kata Umar Sjaifudin.

Tapi kalau di atas 3,5 persen, inflasi sudah tinggi.

"Meski inflasi m to m,  masih 0,04 persen itu masih aman. Yang kedua, pengaruh tinggi inflasi karena dipengaruhi biaya akademi atau biaya masuk kuliah karena Kota Malang adalah kota pendidikan," tukasnya.

Sedangkan Asisten II Sekda Ir Diah Ayu Kusuma Dewi menambahkan inflasi Kota Malang masih wajar.

"Dalam rilis BPS tadi disebutkan bahwa beberapa hal yang berpengaruh di inflasi adalah akademik, kontrakan dan harga emas."

"Dilihat dari hal itu ya wajar karena di Malang bahyak perguruan tingginya dan jumlah mahasiswa yang masuk perguruan tingginya juga banyak."

"Dengan daya tampung besar itu maka memberi pengaruh pada nilai kontrakan dan kos-kosan," tambahnya. Ia melihat, angka inflasi masih terkendali.

"Yang penting adalah tidak banyak kenaikkan harga di komoditas pangan. Hanya beras."

"Sehingga kita berikutnya harus waspada pada beras. BPS juga menyebutkan kenaikkan cabai rawit."

"Maka bulan ini kita fokus di cabai rawit dan beras."

"Sedang dari rakornas inflasi pekan lalu yang perlu diwaspadai adalah daging sapi. Maka kita akan monitor harga pangan tersebut," pungkasnya.

Dalam paparannya, Umar menjelaskan pada Agustus 2024, sejumlah komoditas turun seperti bawang merah, tomat.

Lalu ada penyesuain harga BBM oleh pemerintah sebanyak dua kali pada 1 dan 10 Agustus 2024.

Pada 10 Agustus 2024, harga Pertamax semula Rp 12.950 menjadi Rp 13.700 per liter. Karena itu transportasi ikut menyumbang inflasi. Selain itu juga penyesuaian biaya kuliah.

Sedang harga emas naik mengikuti harga emas dunia.

Jika Kota Malang mengalami inflasi tertinggi di Jatim, maka Kabupaten Gresik mengalami inflasi terendah yaitu 0,01 persen.

Deflasi terdalam pada Kabupaten Bojonegoro mencapai -0,23 persen. Beberapa komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah kopi bubuk, minyak goreng, baju wanita dan sigaret kretek.

Komoditas penghambat inflasi antara lain bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, sayur kangkung dan bayam.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved