Berita Malang Hari Ini

Bupati Malang Dorong Kader Kesehatan Bisa Turunkan Prevalensi Stunting Sebesar 50 Persen

Bupati Malang Dorong Kader Kesehatan Bisa Turunkan Prevalensi Stunting sebesar 50 Persen, Jika Berhasil Akan Dinaikkan Insentifnya

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Luluul Isnainiyah
Bupati Malang, Muhammad Sanusi, meninjau Posyandu di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (10/9/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Bupati Malang, Muhammad Sanusi, mendorong kader kesehatan agar angka stunting dan kematian ibu hamil di Kabupaten Malang pada 2025 bisa turun sebanyak 50 persen.

Sebagai bentuk motivasi,  Sanusi akan menaikkan insentif bagi kader kesehatan sebanyak 100 persen.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di 2024 sebanyak 18 persen. Maka jika ditarget turun sebanyak 50 persen, pada 2025 diharapkan angka stunting menjadi 9 persen.

"Kader kesehatan juga diharapkan mampu menyelamatkan ibu-ibu melahirkan dan bayi yang meninggal."

"Untuk ibu melahirkan angkanya ada 58 orang yang meninggal," kata Sanusi ketika menghadiri CSR Posyandu di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi.

Untuk bisa menurunkan angka tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Malang itu menjanjikan akan menaikkan insentif bagi kader kesehatan sebanyak 100 persen.

Saat ini, insentif bagi kader kesehatan sebesar Rp 1 juta per tahun. Jika mereka bisa menurunkan sebanyak 50 persen sesuai yang dijanjikan Sanusi, maka masing-masing kader bisa memperoleh Rp 2 juta per tahun.

"Kalau bisa turun (9 persen) kader kesehatan saya kasih reward, insentifnya saya naikkan," jelasnya.

Dengan ini, maka Sanusi berharap kader kesehatan bisa bekerja keras dalam menurunkan angka stunting.

Di sisi lain, upaya penurunan angka stunting dan kematian ibu hamil juga dilakukan. Di antaranya menjalin kerja sama dalam hal kesehatan dengan perusahaan untuk bisa menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR).

Kemudian, Pemkab Malang melalui Dinas Kesehatan juga rutin mengedukasi ibu hamil melalui pendampingan.

"Kami dampingi (edukasi) semenjak pra nikah," imbuh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Nur Syamsu Dhuha.

Ketika sudah hamil, dikatakan Syamsu pendampingan juga dilakukan melalui Posyandu dengan mengukur gizi pada ibu hamil.

"Kalau misalnya memang ada kekurangan ya diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)," tukasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved