LIPSUS Malang Raya Vs TBC

Pasien TBC SO Bisa Berobat di Puskesmas Kota Malang

Panjangnya durasi pengobatan serta efek samping menjadi tantangan dalam penyembuhan pasien Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO).

|
Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Kukuh Kurniawan
RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Panjangnya durasi pengobatan serta efek samping menjadi tantangan dalam penyembuhan pasien Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO).

Sekarang pengobatan TBC RO dapat dipersingkat menjadi enam bulan dengan regimen Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, dan Moksifloksasin (BPaLM). BPaLM juga dapat menekan efek samping dari pengobatan TBC.

Ketua Tim TB Dots RS Saiful Anwar (RSSA), Rezki Tantular mengatakan TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan utamanya menyerang paru-paru. "Penyakit ini menular, dan bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat," ujar Rezki kepada SURYAMALANG.COM, Senin (16/9).

Pasien TBC terbagi menjadi dua jenis, yaitu pasien TBC yang sensitif dengan obat (TBC SO) dan pasien TBC resisten obat (TBC RO). "Untuk pasien TBC SO, pengobatannya bisa di Puskesmas dengan menggunakan obat tablet 4 FDC. Sedangkan untuk pasien TBC RO, harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap," jelasnya.

Pengobatan pasien TBC RO dapat menggunakan regimen BPaLM. "BPaLM adalah regimen pengobatan TB RO yang resisten terhadap obat Rifampicin dan atau Isoniazid. Setelah melakukan diagnosa pada pasien, tim ahli klinis yang menentukan regimen BPaLM," tambahnya.

RSSA menjadi rumah sakit rujukan untuk menangani pasien TB. RSSA lebih banyak menangani pasien TBC dengan komplikasi. "Pasien TB yang masuk ke RSSA dengan kondisi paru-parunya sudah rusak atau dengan komplikasi penyakit lain. Jadi, bukan kasus medis yang sederhana," bebernya.

Jumlah penderita TBC di Kabupaten Malang pada 2023 sebanyak 3.108 kasus TBC yang ditemukan dan diobati. Angka tersebut berasal dari 28.073 orang terduga TBC yang telah melakukan pemeriksaan dahak.

Pengobatan TBC RO bisa diakses di RSUD Kanjuruhan. Namun sampai saat ini belum ada penderita yang mengakses metode BPaL/M.

Jumlah pasien TBC yang berobat ke RUSD Kanjuruhan pada 2023 sebanyak 387 penderita. Sedangkan pada Januari 2024 sampai Agustus ini, RSUD Kanjuruhan baru melayani 141 pasien.

Rumah sakit milik daerah ini baru memulai layanan khusus TBC RO pada Agustus 2024. Sampai sekarang baru dua penderita TBC RO yang sudah berobat i RSUD Kanjuruhan. "Untuk pengobatan jenis BPaL/M belum ada," kata Suparman, Perawat Penanggungjawab Program TBC RSUD Kanjuruhan.

Tidak sembarang penderita TBC RO bisa diberikan BPaL/M. Menurutnya, ada kategoi khusus bagi pasien untuk mendapat obat jenis ini. "Bila ada pasien TBC RO sesuai dengan indikasi dan bisa diberika obat BPaL/M, maka akan kami berikan pengobatan itu," tambahnya.(Kukuh Kurniawan/Lu'lu'ul Isnainiyah)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved