Kisah Taufan Soekarnoputra Putra Sulung Soekarno yang Meninggal di Usia Muda, Anak dari Hartini
Beginilah kisah Taufan Soekarnoputra putra sulung Soekarno yang meninggal dunia di usia muda. Anak dari Hartini.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
"Tuhan telah mempertemukan kita Tien, dan aku mencintaimu. Itu adalah takdir," ungkap Soekarno yang diucap ulang oleh narator kanal YouTube Historia Biography.
Namun, Hartini membaca surat dari seorang Presiden membuatnya merasa tidak karuan bahkan bingung bukan kepalang.
Setelah Hartini menerima surat pertama dari Presiden Soekarno itu, kemudian berlanjut ke surat-surat berikutnya.
Setahun kemudian, mereka kembali bertemu di peresmian teater terbuka Ramayana di Candi Prambanan.
Melalui temannya, Bung Karno kemudian mengirimkan sepucuk surat untuk Hartini dengan nama samaran Srihana.
Seminggu kemudian Hartini mengirimkan sepucuk surat kepada Presiden Soekarno.
"Ketika aku melihatmu untuk kali yang pertama hatiku bergetar.
Mungkin kau pun punya perasaan yang sama," sambungnya.
Dalam surat tersebut Hartini menujukannya untuk Srihana.
Memang keduanya selalu memakai nama samaran atau istilah sekarang panggilan kesayangan ketika sedang dimabuk cinta.
Pernikahan Ditentang

Baca juga: Foto Kartika Sari Dewi Anak Presiden Soekarno jadi Model Majalah Saat Masih Muda, Terlihat Bak Bule
Pada 15 Januari 1953, Bung Karno meminta izin Fatmawati, istrinya, untuk menikahi Hartini.
Namun, Fatmawati menolak poligami.
Diceritakan, saat itu Hartini meminta Fatmawati untuk tetap menjadi ibu negara, sedangkan ia tetap menjadi istri kedua.
Akhirnya Bung Karno menikah dengan Hartini di Istana Cipanas pada 7 Juli 1953 dan tinggal cukup lama di sana.
Sekitar tahun 1964, Hartini pindah ke salah satu paviliun di Istana Bogor.
Pernikahan Hartini dan Bung Karno sempat mendapat kecaman dari organisasi perempuan Indonesia.
Setelah menikahi Hartini, secara berturut-turut Soekarno juga menikahi Ratna Sari Dewi (1961), Haryati (Mei 1963), dan Yurike Sanger (1964).
Namun, Hartinii tetap mempertahankan pernikahannya hingga akhir usia Bung Karno.
Bahkan, ia juga menjadi saksi lahirnya Supersemar pada tahun 1966.
Setelah peristiwa Supersemar, jalan hidup dan karier politik Bung Karno berakhir.

Baca juga: Fakta Paundrakarna Cucu Soekarno yang Jadi Aktor FTV, Seorang Pangeran Anak Raja Mangkunegara IX
Setelah Soeharto dilantik menjadi presiden pada Maret 1967, Bung Karno menetap di paviliun Istana Bogor ditemani Hartini.
Hingga pada akhirnya, Bung Karno pindah ke sebuah rumah di daerah Batu Tulis, Bogor bersama Hartini.
Kondisi kesehatan Bung Karno memburuk
Atas permintaan Bung Karno, Hartini mengirim surat kepada Presiden Soeharto dan memohon suaminya diizinkan pindah ke Jakarta agar dapat perawatan yang layak.
Saat itu, ginjal kiri Bung Karno sudah tak berfungsi sama sekali, dan fungsi ginjal kanan tinggal 25 persen.

Baca juga: Pesona Frederik Kiran Cucu Presiden Soekarno dan Ratna Sari Dewi, Berdarah Jepang-Belanda-Indonesia
Berbulan-bulan surat tersebut tak ada tanggapan. Hartini kembali mengirim surat kedua dan meminta Rachmawati untuk mengantarkan surat itu langsung ke Presiden Soeharto di Cendana.
Pada Februari 1969, Bung Karno dipindahkan ke Wisma Yaso yang kini jadi Museum Satria Mandala.
Kondisi Bung Karno semakin renta. Namun, Hartini tetap merawat Bung Karno dan mereka tinggal di Wisma Yaso hingga 1970.
Walaupun kodisinya menurun, Bung Karno menolak dibawa ke RSPAD. Namun, setelah dibujuk oleh Hartini, Bung Karno luluh.
Setelah beberapa hari di RSPAD, Bung Karno pun mengembuskan napas terakhirnya pada 21 Juli 1970 di usia 69 tahun sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat meninggal, ia tetap ditemani oleh Hartini yang setia mendampingi.
kisah Taufan Soekarnoputra
Taufan Soekarnoputra
putra sulung Soekarno meninggal
anak Soekarno
Presiden Soekarno
Soekarno
Hartini
suryamalang
PROFIL Betinho Gelandang Baru Arema FC Tandem Arkhan Fikri Dulu Andalan PSS Sleman |
![]() |
---|
KISAH Tita Delima Resign Kerja Digugat Rp120 Juta Gaji Cuma Rp2,4 Juta, Perusahaan Sakit Hati |
![]() |
---|
Inilah 6 Desa di Kabupaten Flores Timur NTT Terima Dana Desa 2025 Tertinggi Tembus Rp1,5 Miliar |
![]() |
---|
Kenapa Marak Pengibaran Bendera One Piece Jelang 17 Agustus? Disebut DPR Bahaya, Pakar Tidak Setuju |
![]() |
---|
Jawaban Jokowi Bukan SBY Dalang Ijazah Palsu 'Beliau Negarawan yang Baik' Tahu Siapa Aktor Besarnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.