Pilwali Kota Batu 2024

Firhando Gumelar Punya Solusi Terkait Persoalan Sampah di Kota Batu

TPA Tlekung dijadikan tempat pemrosesan akhir, bukan pembuangan akhir sesuai kesepakatan yang dibuat masyarakat sekitar dengan Pemkot Batu

Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Dya Ayu
Firhando Gumelar saat datang ke TPA Tlekung Kota Batu. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Persoalan sampah di Kota Batu sampai dengan saat ini masih belum tuntas.

Salah satu problemnya yakni terkait pembuangan akhir sampah harian di Kota Batu.

Meski saat ini Kota Batu ada kebijakan TPS3R, hal itu belum menjawab masalah yang ada.

Sebab saat ini TPA Tlekung dijadikan tempat pemrosesan akhir, bukan pembuangan akhir sesuai kesepakatan yang dibuat masyarakat sekitar dengan Pemkot Batu.

Efeknya, sampah harian di TPS per wilayah kini sempat menumpuk berbulan-bulan.

Terlebih juga sampah yang ada di Pasar Induk Among Tani yang jadi keluhan pedagang dan warga.

Karena penumpukan sampah di TPS3R, imbasnya banyak warga yang memilih untuk membakar sampah mereka agar tidak menumpuk di TPS.

Warga di daerah Kecamatan Batu, Mukhlis Ndoyo Said mengatakan asap dari pembakaran yang dilakukan banyak orang untuk menghindari penumpukan di TPS kini juga menjadi salah satu problem, apalagi Kota Batu dikenal sebagai kota wisata alam dengan segarnya udara dan kesejukan cuacanya.

“Karena menumpuk jadi warga memilih untuk membakar sampah tersebut agar cepat kosong TPS-nya."

"Juga sering kali ada sampah-sampah yang menumpuk di pusat-pusat keramaian,” kata Mukhlis, Jumat (27/9/2024).

Terkait keresahan ini, Calon Wali Kota Batu, Firhando Gumelar, mengaku sudah memiliki program untuk mengurai permasalahan sampah tersebut.

Ia dan pasangannya di Pilwali Kota Batu 2024, Rudi, ingin sampah di Kota Batu tidak langsung dibuang atau bahkan dibakar.

Namun bisa diolah agar sampah bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.

“Salah satunya adalah memberdayakan masyarakat di kampung-kampung untuk mengelola sampah di wilayah mereka dulu, dengan pemilahan sampahnya."

"Dari hal yang sudah terpilah itu, masyarakat akan dilatih secara teknis dan serius, untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai."

"Misalkan pot bunga, karya seni, tas belanja, dan sebagainya,” kata Gum, sapaan akrab Firhando Gumelar, Jumat (27/9/2024).

Nantinya jika menjabat, Gum mengaku akan memberikan insentif, apresiasi dan penghargaan bagi warga yang bisa melakukan itu. Sehingga masalah sampah bisa diselesaikan.

“Kita harus bergotong-royong dan selalu memberdayakan seluruh elemen masyarakat di Kota Batu untuk mengurai masalah sampah."

"Kami ingin dari sampah ini, bisa ada nilai tambah utamanya secara ekonomi dan ini kembali lagi untuk masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu terkait dengan TPA Tlekung yang sudah 'overload', Paslon bernomor urut 2 itu mengaku juga sudah memiliki program khusus yang akan dilakukan dan sudah siap diterapkan.

Bahkan dirinya sudah memiliki riset dan hasil lab kondisi TPA Tlekung serta hal apa yang bisa dieksplor oleh Pemkot Kota Batu.

Caranya yang bisa ia sampaikan saat ini adalah pembakaran sampah dengan incenerator yang lebih besar, dan dengan output asap aman.

Hal itu sudah dilakukan oleh beberapa negara lain seperti Amager Bakke di Kopenhagen Denmark atau Maishima Incenerator di Jepang.

Energi dari pembakaran itu kemudian bisa menghasilkan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS).

Sedangkan residu abu dari pembakaran sampah tersebut dikumpulkan yang bisa digunakan untuk keperluan lainnya, seperti pembuatan paving blok, batu bata, aspal, hingga hal lain yang bisa dipergunakan untuk pembangunan kota.

Dirinya mengaku sudah mengkaji dan menyiapkan teknisnya. Agar TPA Tlekung tidak menumpuk sehingga bisa terus dibakar di incenerator dan menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai bagi masyarakat dan alam.

Sehingga penumpukan sampah di TPS-TPS tidak terjadi lagi dan petugas sampah bisa mengangkut secara harian serta membuat kota semakin bersih.

“Kami sudah memiliki program untuk menjadikan sampah ini lebih meningkat valuenya. Guru akan memberdayakan masyarakat di kampung-kampung untuk mengelola sampah ini agar bisa menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Baik sampah organik maupun non organik."

"Sehingga sampah yang akan masuk ke TPA bisa terkurangi secara masif. Untuk sampah landfill yang saat ini sudah ada di TPA, kami sudah siapkan langkah-langkah baru dan berkelanjutan untuk mengurangi gunung sampah itu,” pungkas Gum yang datang langsung ke TPA Tlekung.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved