2 Tahun Tragedi Kanjuruhan

Pameran Tragedi Kanjuruhan Sebagai Upaya Menjaga Memori, Proses Hukumnya Belum Tuntas

Pameran Tragedi Kanjuruan digelar sejak  26 September sampai 1 Oktober 2024 mulai pukul 09.00 sampai 16.00 WIB di Galeri SAC FIB gedung A UB Malang

|
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Salah satu karya yang dipamerkan di "Tragedi Kanjuruhan" di gedung SAC FIB A Universitas Brawijaya Malang, Senin (30/9/2024). Pameran digelar sejak 26 September sampai 1 Oktober 2024.  

SURYAMALANG.COM, MALANG - Tragedi kemanusian di Stadion Kajuruhan di Kepanjen, Kabupaten Malang dikenang lagi lewat pameran karya di Galeri SAC Fakultas Ilmu Budaya (FIB) gedung A Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Pameran "Tragedi Kanjuruan" digelar sejak  26 September sampai 1 Oktober 2024 mulai pukul 09.00 sampai 16.00 WIB.

Karya yang ditampilkan dalam pameran ini beragam. Ada karya lukisan, karya sastra dan fotografis dan infografis. 

Sejumlah mahasiswa terlihat melihat ruang pamer itu. 

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022, tragedi itu terjadi usai pertandingan sepak bola antara Arema FC-Persebaya hingga menewaskan 135 suporter, Aremania.

 Ketua Pelaksana pameran, Febbyzio Damoestya menjelaskan jika alasan mengadakan pameran untuk menjaga memori.

"Pada tahun sebelumnya, kami pernah mengadakan pameran serupa dalam rangka mengusut tuntas tragedi ini baik dari sisi hukum, ekonomi dan politik," tandas Zio pada wartawan di sela kegiatan.

Penanganan kasus Kanjuruhan menurut Zio masih belum maksimal. 

"Banyak mahasiswa aware  akan hal ini dan solidaritasnya juga tinggj atas tragedi ini. Kami ingin keadilan pada keluarga korban," kata dia.

"Kami membuka untuk umum bagi yang ingin mengirim karya. Yang dipamerkan ini sudah dikurasi," jawabnya.

Juga ada bongkahan yang didapat dari pinjaman dar keluarga korban.

"Menurut kami, kasusnya belum diusut tuntas. Karena kalau dilihat dari sisi hukum, pelaku dibagi tiga, yaitu atas, tengah dan bawah. Yang tengah dihukum di bawah dua tahun saja," kata Zio. 

Salah satu pengunjung pameran, Hanindra Navira PutrI, Maba Prodi Sastra Inggris FIB mengaku tertarik dengan infografis kejadian itu yang dipajang di tembok ruang pamer.

"Kebetulan saya penggemar bola baik dalam dan luar negeri. Saat kejadian itu, saya masih SMA dan mengikuti beritanya di media," jelas mahasiswa asal Kabupaten Magetan Jawa Timur ini.

Ia tertarik datang ke pameran karena mengingat kejadian itu dan ingin melihat wajah tersangkanya.

"Jujur kecewa. Ternyata tersangka dihukum ringan. Bandingkan dengan hilangnya 135 nyawa yang hilang," tambahnya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved