Pilwali Kota Malang 2024

Dimyati Diberi Waktu 20 Menit Oleh Abah Anton untuk Memutuskan Maju di Pilwali Kota Malang 2024

Dimyati Diberi Waktu 20 Menit Oleh Abah Anton untuk Memutuskan Maju di Pilwali Kota Malang 2024

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Purwanto
M Anton dan Dimyati Ayatullah saat mendaftar di Kantor KPU Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (28/8/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sebelum ada penetapan pasangan calon wali kota dan wakilnya oleh KPU Kota Malang, banyak wajah-wajah politisi muncul di pinggiran jalan Kota Malang.

Mereka mengutarakan niat maju sebagai calon wali kota dan wakil wali kota. Namun dari sekian banyaknya wajah itu, tidak ada satu pun wajah Dimyati Ayatullah yang sekarang menjadi calon wakil wali kota mendampingi M Anton.

Banyak yang bertanya-tanya, siapa sejatinya Dimyati Ayatullah karena selama ini ia tak dikenal di panggung politik Kota Malang.

Abah Anton bercerita, kisah pertemuannya terjadi ketika ia berkunjung ke suatu tempat di luar Kota Malang yang membutuhkan bantuan. Di tempat itu, ia melihat ada pihak yang memberikan dukungan sosial atas persoalan masyarakat.

Anton tergelitik untuk mengetahui siapa sosok di balik gerakan sosial tersebut. Usut punya usut, ternyata orang itu bernama Diyati Ayatullah, warga asal Kelurahan Mergosono, Kota Malang.

Baca juga: Blusukan Jadi Cara Abah Anton Mencari Solusi Persoalan Warga Kota Malang

"Saya memang suka blusukan. Ada semacam gerakan sosial yang bagus di sana. Saya coba bertanya-tanya karena orangnya ini seperti saya."

"Orangnya dermawan. Kok ada kemiripan dengan saya, akhirnya saya mencari siapa sebenarnya beliau ini," kata Anton.

Menurut Anton, setiap pemimpin harus memiliki kepekaan sosial untuk menciptakan sebuah kota yang sejahtera. Sosok Dimyati dinilainya merupakan sosok yang tepat dan sesuai dengan keinginannya. Anton mengatakan, sosok seperti itulah yang ia cari-cari selama ini.

"Ini sosok yang baik menurut saya, yang saya cari. Hampir sama dengan saya atas kepedulian itu. Saya yakin dengan potensi orang baik."

"Kalau orang hanya sekadar ingin menampakan kepentingan sesuatu, saya rasa tidak mungkin karena orang Kota Malang berbuat sesuatu di luar Kota Malang. Akhirnya saya tanya-tanya, ternyata beliau ini," ujar Anton menunjuk Dimyati yang duduk di sebelah kirinya.

Cerita itu menjadi penguat Anton memilih Dimyati. Bukan tidak ada pihak-pihak lain yang mendekatkan diri ke Anton untuk menjadi wakilnya saat sebelum penetapan oleh KPU. Banyak pihak disebut Anton mendekat, termasuk sejumlah nama yang saat ini maju di Pilkada menjadi kompetitornya.

Namun Anton menjatuhkan pilihan ke Dimyati Ayatullah. Sosok yang selama ini bergerak di bidang sosial, tidak terlihat di panggung politik. Kesemaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat kecil telah mendorong dan meyakinkan Abah Anton mengajak Dimyati.

"Saya rasa nanti ke depan ini, satu misi ini, visinya sama dengan saya. Sebelumnya, banyak pihak menyodorkan wakil-wakil itu ke saya."

"Tidak ada yang menyodorkan nama Dimyati dan rata-rata yang ingin jadi wakil saya, yang ada gambar di pinggir-pinggir jala itu. Gambarnya Pak Dim tidak ada," tegasnya.

Dimyati mengatakan awalnya ia tidak mengenal sosok Abah Anton. Ia hanya mendengar nama Abah Anton dari cerita-cerita keluarga. Dimyati selama ini banyak menghabiskan waktu di Jakarta karena pekerjaannya. Beberapa waktu ia pulang ke Kota Malang saat akhir pekan.

Suatu hari, ketika sedang menerima tamu perwkailan perusahaan dari Jepang, Abah Anton menelfon Dimyati. Saat itu, Dimyati tidak tahu bahwa yang menelefon adalah Abah Anton. Pasalnya, Dimyati tidak menyimpan nomor milik Abah Anton.

Dalam percakapan itu, Abah Anton meminta agar Dimyati membantunya memikirkan Kota Malang. Dimyati mengira, apa yang disampaikan Abah Anton masih berkaitan dengan pertemuannya dengan orang Jepang.

"Pikiran saya masih dengan tamu dari Jepang itu tadi. Abah Anton kok bisa tahu nomor saya. Ya itulah ikhtiar abah," kata Dimyati.

Dimyati baru menyadari beberapa saat kemudian. Apa yang dimaksud Abah anton membantu memikirkan Kota Malang itu berarti menjadi wakilnya di Pilkada 2024 Kota Malang.

"Saya bilang butuh komunikasi dengan keluarga dan yang lain. Waktu itu, Abah Anton memberikan waktu 20 menit kepada saya. Ya saya bingung. Lah ini bagaimana, saya sendiri tidak punya kepiawan di politik karena urusan saya selama ini bekerjasama dengan perusahaan untuk CSR," katanya.

Singkat cerita, tawaran itu akhirnya diterima oleh Dimyati. Kemudian keduanya mendaftarkan diri ke KPU dan ditetapkan lalu mendapat nomor urut 3. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved