Pilwali Kota Malang 2024

Talkshow Calon Walikota Malang di Fisip UB, Yang Datang Hanya Heri Cahyono

Talk show bertema "Kota Malang Mau Dibawa Kemana?" itu dipandu oleh Mayuko Galuh Mahardika, dosen Ilmu Pemerintahan Fisip UB.

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Suasana talkshow calon Walikota Malang 2024, di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, Senin (21/10/2024). Dari tiga calon walikota yang diundang, hanya Heri Cahyono yang datang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - BEM Fisip Universitas Brawijaya (UB) mengadakan talk show dengan mengundang tiga calon Walikota Malang yaitu Wahyu Hidayat, Heri Cahyono dan Abah Anton di gedung Widyaloka, Senin (21/10/2024).

Namun, hanya Heri Cahyono yang datang. Sedang dua calon lainnya ada keperluan lain seperti di luar kota. 

Talk show bertema "Kota Malang Mau Dibawa Kemana?" itu dipandu oleh Mayuko Galuh Mahardika, dosen Ilmu Pemerintahan Fisip UB.

Agar tak berpihak pada salah satu calon, Mayuko membantu membacakan visi misi dua calon Walikota Malang yang tidak hadir secara singkat.

Sedang Heri menjelaskan sendiri, baik dari visi misi juga program unggulannya.

Ketua Pelaksana, Muhammad Irfan Wijaya, menjelaskan BEM Fisip UB ingin ada suatu wadah di Kota Malang yang membahas tentang cawali.

"Harapannya masyarakat Kota Malang dapat mengulik visi misi para calon untuk kota malang yang lebih baik," kata dia.

Menurutnya, acara itu merupakan kampanye pertama di kampus.

Panitia juga mengundang KPU dan Bawaslu sebagai stabilitator. 

"Kita diperbolehkan dengan catatan tidak membawa alat peraga kampanye," katanya. 

Menurut dia, minat mahasiswa membahas politik di Fisip, atmosfernya sangat kencang. Sebab mahasiswa ada yang masih awam karena visi misi oleh KPU juga belum disebarluaskan. 

Ia berharap wadah yang digagas mahasiswa bisa memberikan pencerahan pada masyarakat Kota Malang bahwa tentang calon pemimpin Kota Malang.

Peserta talkshow tak hanya mahasiswa UB tapi mengundang komunitas, LSM, BEM Malang Raya dan masyarakat umum. 

 "Untuk mahasiswa, memang kita fokuskan yang berasal dari Kota Malang. Kalau dari luar malang mau ikut boleh," jawabnya.

Menurutnya, sebenarnya respons para calon Walikota Malang bagus akan acara ini. Tapi kembali pada kesibukan calon.

"Acara seperti ini gratis dan bisa  membawa nama baik calon," kata Irfan.

Mayuko di acara itu menanyakan antara lain soal lingkungan dimana RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Kota Malang sudah semakin minim. Apalagi sudah banyak terjadi alih fungsi lahan yang melibatkan kawasan serapan air dan sepadan sungai.

Di Kota Malang, RTH tinggal empat persen. Pemerintah secara umum sudah mengatur dalam dalam UU nomer 26/2007.

Namun dalam praktiknya, tata ruang tidak bisa rigit.

 "Apalagi jika sudah ada kesepakatan legistlatif dan eksekutif," kata Sam HC.

Menurutnya, Kota Malang dulu memang dirancang sebagai kota taman. Tapi jadinya Kota Malang tumbuh dengan sendirinya. 

Selain kurang RTH juga belum punya drainase yang baik.

Tapi sebenarnya contoh penanganan masalah banjir yang baik sudah dilakukan warga Glintung Malang yang membuat biopori di kampung itu. Sehingga masalah banjir bisa diatasi.

Harusnya contoh baik seperti itu bisa diduplikasikan ke wilayah-wilayah yang terkena banjir.

Sedang terkait sarana transportas umum yaitu angkot memang seperti hidup segan mati tak mau. 

Revitalisasi angkot membutuhkan pihak swasta dengan berkolaborasi. Ini juga membutuhkan perubahan regulasi. 

 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved