Breaking News

Berita Malang Hari Ini

Sprei Bekas Hotel Disulap Jadi Produk Bermutu, Ditampilkan di Malang Fashion Week 2024

Malang Fashion Week (MFW) 2024 masuk ke agenda hari kedua di area Malang City Point (MCP), Jumat (8/11/2024).

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Para desainer muda yang dihadirkan saat jumpa pers hari kedua Malang Fashion Week (MFW) 2024 di Malang City Point Malang, Jumat (8/11/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Malang Fashion Week (MFW) 2024 masuk ke agenda hari kedua di area Malang City Point (MCP), Jumat (8/11/2024).

Dalam slotnya, masih diisi sejumlah karya desainer siswa terutama di waktu siang dan sore hari. Dalam konpers hari kedua hadir antara lain Fiko dari Hamparan Rintik Malang.

Fiko kali ini berkolaborasi karya bersama sejumlah mahasiswa prodi Seni Rupa Universitas Brawijaya (UB) Malang. Ia memanfaatkan limbah sprei hotel di Kota Malang.

"Bermula ya dari pertemuan kami dengan teman-teman hotel di satu acara. Mereka cerita jika mereka punya limbah sprei. Mereka bisa menjual secara miring harganya dibandingkan membeki harga kain baru," kata Fiko kepada SURYAMALANG.COM.

Harganya hanya seperlima jika dibandingkan dengan membeli bahan kain baru. Sebab kondisinya kain bekas dan ada yang robek-robek.

"Tantangan kami adalah harus memilih lagi karena masih ada noda-noda yang mungkin belum hilang."

"Tapi kainnya sudah dicuci bersih. Tapi ya tetap saja ada yang berjamur. Memang harus dipilh-pilih lagi. Untungnya bisa kita pilih dan diwarna ulang," lanjutnya.

Lalu limbah kain itu dipotong dan disambiung lagi agar jadi lembaran.

Setelah jadi lembaran, baru diipola. Mereka mengangkat tema koleksi anggrek ungu. Untuk hiasan dan pewarnaan oleh mahasiswa Seni Rupa UB. Mereka mengerjakan sulam dan rajutnya. "Untuk idenya sharing bersama.

Bukan hanya dari Hamparan Rintik. Desain bajunya oleh Tata Busana Universitas Negeri Malang (UM)," jawab Fiko.

Ia menyatakan perlu 10 sprei bekas hotel untuk event ini. Karyanya tampil di slot hari kedua pada malam hari. Dengan adanya pemanfaatkan limbah sprei hotel ini, kata dia, jadi solusi bagi perajin Malang agar terus berkarya.

"Teman-teman perajin pasti butuh bahan yang harganya terjangkau. Sehingga nanti harga jualnya juga terjangkau," jawabnya.

Sebab mayoritas di Malang adalah anak-anak muda yanh butuh harga terjangkau. Sementara Santika dari Batik Mawar Putih Blitar menampilkan karya busana dengan tema Metaforfosis.

"Ini adalah penampilan pertamanya di MFW," jelas Santika saat jumpa pers.

Batik Mawar Putih adalah rumah produksi batik di Kota Blitar.

Alasan ia memilih tema ini karena mengadopsi aiklus hidup yang unik dari ulat menjadi kupu-kupu. Karyanya bernuansa etnik dengan suasana ceria dan gembira.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved