Berita Malang Hari Ini

Antiklimaks Peringatan Hari Disabilitas di Kota Malang, Tamu Berkursi Roda Susah Payah ke Lantai 7

Sunari terpaksa harus lewat eksalator sempit, mendorong kursi roda anaknya dan menempatkannya di anak tangga lalu menahan saat ekskalator berjalan

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Akses terbatas bagi tamu undangan difabel yang harus melewati eskalator saat lift mati menyulitkan mereka untuk mengikuti acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di MCC kota Malang, Kamis (5/12/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG -  Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Kota Malang yang berlangsung di Malang Creative Centre (MCC) seolah jadi momen antiklimaks, Kamis (5/12/2024). 

Puluhan keluarga dari anak difabel yang diundang hadir di acara ini harus melalui perjuangan keras untuk menuju ruang acara di lantai tujuh dengan terbatasnya akses bagi mereka.

Mereka yang menggunakan kursi roda harus bersusah payah menggunakan fasilitas ekskalator yang berukuran sempit dari satu lantai ke lantai berikutnya untuk menuju ruang paling atas, tempat acara berlangsung.

Sunari, Ketua Forum Keluarga Disabilitas Sukun tiba bersama anaknya yang difabel pada Kamis (5/12/2024)pagi.

Mereka memesan taksi online untuk sampai di lokasi.

Sunari memang sengaja memilih turun di parkiran. Pasalnya, tidak memungkinkan masuk dan keluar dari pintu lobi.

Tangga yang tinggi dan berundak-undak tak memungkinkan anaknya bisa melewati itu dengan kursi roda.

Setelah memasuki gedung, Sunari yang berusia 51 tahun dibuat bingung. Ketika ia harus mendorong kursi roda milik anaknya karena akses melalui lift tidak bisa. 

Kendala teknis aliran kelistrikan mengakibatkan lift tidak bisa membuka pintu.

Pilihan satu-satunya adalah melalui eskalator.

Bagi Sunari, itu pilihan sulit yang terpaksa harus ia pilih agar bisa mengikuti acara di lantai tujuh.

Ia mendorong kursi roda anaknya dan menempatkannya di anak tangga.

Saat tangga eskalator berjalan, Sunari menahan dari belakang.

Oleh karena ukuran tangga yang lebih kecil dari ban kursi roda, Sunari harus menahan keseimbangan kursi roda itu.

Setiap kali tiba di setiap lantai, Sunari harus berputar ke eskalator berikutnya.

Tak hanya Sunari, puluhan orang lain yang mendampingi pengguna kursi roda juga melakukan hal yang sama. 

Perayaan Hari Disabilitas Internasional itu serasa antiklimaks terhadap harapan para disabilitas agar akses di tempat pelayanan publik bisa menghadirkan kemandirian bagi mereka. 

Sunari menilai, aksesibilitas di MCC masih belum lengkap, sekalipun untuk ruangan kamar kecil terdapat satu ruang khusus disabilitas.

Pengalaman yang ia alami itu membuatnya berharap agar pemerintah bisa membuat akses terhadap disabilitas, anak-anak, dan orang lanjut usia.

"Biasanya kalau akses untuk disabilitas, akses juga untuk anak-anak dan lansia," ujar Sunari.

Momentum peringatan Hari Disabilitas Internasional juga diharapkan tidak sekadar seremonial saja. 

Harus ada progres yang dilakukan pemerintah agar masyarakat Kota Malang yang disabilitas bisa lebih jauh berdaya.

"Selama ini kami sering sekali mendapatkan program dari pemerintah. Banyak program itu tentang pelatihan. Kami juga ingin ada hal lain yang bisa dipelajari agar menopang kemandirian ekonomi," katanya, Kamis (5/12/2024).

Pengalaman serupa juga dialami Siti Alfia, Ketua Forum Keluarga Disabilitas Blimbing.

Ia bersama rombongan yang lain harus mengeluarkan tenaga menahan berat kursi roda saat naik eskalator.

"Jadi harus kuat menahannya. Soalnya tadi liftnya tidak bisa digunakan. Kalau seperti itu sulit sekali," ujarnya.

Saat acara selesai, lift bisa digunakan kembali. Para tamu undangan yang menggunakan kursi roda bisa menggunakan lift untuk turun.

Menurut Siti, aksesibilitas menjadi isu yang sering dibicarakan oleh komunitas disabilitas.

Aksesibilitas sangat penting karena dapat membantu disabilitas beraktivitas dengan mandiri.

Ia juga berharap tantangan aksesibilitas di Kota Malang bisa dicarikan solusi. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan disabilitas menjadi mandiri dan lebih produktif.

"Kegiatan kami rutin itu akhir pekan di belakang kantor kecamatan. Di sana ada karya-karya yang kami buat. Tapi memang aksesibilitas penting terutama di tempat layanan umum," katanya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan di acara Peringatan Hari Disabilitas di Kota Malang mengatakan Pemerintah Kota Malang memiliki konsen untuk meningkatkan kemandirian disabilitas. 

Pemkot Malang telah memetakan potensi yang bisa digali mulai dari anak hingga dewasa.

Kata Iwan, program pelatihan adalah salah satu contoh yang dilakukan.

"Di hari disabilitas ini juga saya ingin sampaikan terkait dengan regulasi, kaitannya dengan pelatihan, kemudian kaitannya dengan dukungan-dukungan untuk pendidikan dan tenaga kerja. Itu program-program yang setiap tahun ki lakukan untuk peningkatan kapasitas," kata Iwan.

Ia juga mendorong anak-anak disabilitas yang memiliki bakat olahraga terus mengembangkan potensinya. Menurut Iwan, keahlian itu bisa membawa nama baik Kota Malang ke depannya.

"Seperti tadi ada yang mewakili dari anak disabilitas mendapat penghargaan dari Jawa Timur. Itu juga apresiasi dan kami perkenalkan di sini supaya anak-anak punya motivasi untuk berjuang membangun Kota Malang," ajaknya. (Benni Indo)

 

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved