Antisipasi Banjir di Perbatasan, Surabaya Buat Saluran Baru dan Kolaborasi Lintas Instansi

Sejumlah wilayah di daerah perbatasan, seperti Gunung Anyar, mengalami banjir relatif lebih lama dibandingkan daerah lain di Surabaya

SURYAMALANG.COM/Bobby Koloway
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau banjir di Kecamatan Gunung Anyar. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sejumlah wilayah di daerah perbatasan, seperti Gunung Anyar, mengalami banjir relatif lebih lama dibandingkan daerah lain di Surabaya.

Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Surabaya merencanakan kolaborasi dengan Pemprov dan pembangunan saluran baru.

Di wilayah ini, Kelurahan Gunung Anyar dan Kelurahan Rungkut Menanggal, Kecamatan Gunung Anyar dilanda banjir selama dua hari Selasa-Rabu (24-25/12/2024). Akibatnya, sejumlah rumah warga ikut terendam.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun sempat untuk meninjau lokasi banjir tersebut.

Dari hasil inspeksi, terungkap bahwa penyebab Genangan di tempat ini karena meluapnya sungai perbatasan antara Kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo.

Hal ini diperparah dengan banyaknya eceng gondok sehingga menghambat aliran air.

"Terjadinya genangan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh warga, lebih dari 30 tahun baru kali ini terjadi hal semacam ini," ujar Camat Gunung Anyar, Kota Surabaya, Ario Bagus Permadi.

Saluran perbatasan ini berada di bawah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Karena bukan wewenangnya, pemkot tidak bisa melakukan intervensi secara langsung.

Intervensi yang tengah disiapkan akan menjangkau kawasan yang bersinggungan dengan sungai tersebut. "Pemkot Surabaya tidak akan menutup mata," katanya.

Rencananya, sistem drainase di perumahan-perumahan lama Gunung Anyar akan disiapkan untuk mengoptimalkan aliran air menuju ke sungai perbatasan Surabaya-Sidoarjo.

"Kami akan membangun saluran baru," katanya.

Saluran ini akan terintegrasi hingga mengarah ke sisi utara.

"Sehingga air masuk ke saluran Kebon Agung yang sepenuhnya dikelola oleh Pemkot Surabaya," jelas Ario.

Selain masalah tingginya debit air, tingginya genangan di wilayah Gunung Anyar juga diperparah oleh pasang surut air laut. Termasuk pula intensitas hujan deras di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.

"Hujan deras menyebabkan saluran perbatasan meluber. Sehingga, airnya kembali masuk ke perumahan-perumahan di sisi utara sungai (Gunung Anyar)," ungkapnya.

Karenanya, penataan sistem drainase dengan menghidupkan kembali koneksi saluran mati serta membangun saluran baru akan diperpanjang. Ini menjadi alternatif aliran air.

Warga juga diminta untuk bersama-sama membersihkan saluran dari eceng gondok yang terakumulasi di sepanjang sungai perbatasan.

Ario berharap, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dapat bekerja sama untuk melakukan normalisasi dan membersihkan sungai perbatasan.

"Mari kita lakukan gerakan bersama membersihkan saluran, eceng gondok dan melakukan pendalaman sungai. Termasuk melakukan normalisasi tepian sungainya," katanya.

Sebagai langkah darurat, Pemkot Surabaya telah melakukan langkah-langkah penanganan banjir di Gunung Anyar.

Di antaranya, dengan mendatangkan lebih dari 10 kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) serta lebih dari 30 kendaraan tangki dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH). 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved