Tragedi Kanjuruhan

UPDATE Restitusi Tragedi Kanjuruhan: Umpatan Devi Atok Nyawa 2 Anak Diganti Rp15 Juta, LPSK Banding

Update restitusi Tragedi Kanjuruhan: umpatan Devi Atok nyawa 2 anak diganti Rp15 juta, LPSK janji ajukan banding, berapa lama?

|
Suryamalang.com/Tony Hermawan/Rifky Edgar
Devi Atok (kanan). Update restitusi tragedi Kanjuruhan: nyawa 2 anak diganti Rp15 juta, LPSK janji ajukan banding. 

Pihaknya menyatakan nilai restitusi tidak sesuai perhitungan dan tidak memberikan pemulihan yang memadai bagi keluarga korban.  

Semua korban dan keluarga, menurut Susilaningtias tidak puas dengan hasil ini.  

LPSK pun berencana mengajukan banding dan akan berupaya menyelesaikan memori banding dalam waktu kurang dari 14 hari kerja.

"Biasanya kan 14 hari kerja, kami upayakan tidak lebih dari itu," tandasnya.

Dalam sidang penetapan restitusi, majelis hakim mengoreksi pengajuan LPSK. 

Jumlah korban yang diajukan semula 73 orang, dikoreksi menjadi 71 orang karena ditemukan beberapa nama yang terdaftar ganda.

Tuntutan Restitusi dari Para Korban

Pasca-sidang restitusi Tragedi Kanjuruhan banyak dari keluarga korban yang menangis bahkan melontarkan kata-kata umpatan.

Mereka kecewa sebab nilai restitusi tidak sesuai yang diajukan melalui LPSK dan memang angka restitusi terlampau sangat kecil.

Sebetulnya keluarga korban meninggal dunia ada yang menuntut restitusi hampir Rp 300-250 juta. 

Baca juga: FOTO-FOTO Stadion Kanjuruhan Terbaru Markas Arema FC Setelah Renovasi, Anggaran Tembus Rp 357 M

Seorang ibu korban Tragedi Kanjuruhan menangis histeris setelah mendapat putusan restitusi untuk anaknya yang tewas hanya Rp15 juta oleh Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (31/12/2024).
Seorang ibu korban Tragedi Kanjuruhan menangis histeris setelah mendapat putusan restitusi untuk anaknya yang tewas hanya Rp15 juta oleh Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (31/12/2024). (SURYAMALANG.COM/TONY HERMANSYAH)

Para korban menuntut restitusi ini sebagai hukuman sebab para termohon menilai tragedi pasca-pertandingan Arema FC Vs Persebaya akibat gas air mata ditembakan di dalam Stadion Kanjuruhan.

Lebih-lebih dalam kondisi asap gas air mata masih mengepul, menutup pintu gate 13 yang menjadi akses keluar. 

"Kalau saya punya uang banyak saya akan usut sampai akar-akarnya," kata Sulyah, ayah yang kehilangan anak usia 14 saat Tragedi Kanjuruhan

"Tapi apa daya saya orang biasa, rakyat jelata, tidak bisa melawan apa-apa saat disimpulkan Tragedi Kanjuruhan karena angin," ujar Sulyah.

"Sekarang yang menyakitkan restitusi per-korban meninggal dunia hanya dapat Rp15 juta," bebernya.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved