MBG Jatim

Dinas Pendidikan Jatim Evaluasi Program MBG di 18 Sekolah se Jatim, Soroti Menu Khusus dan Dapur

Evaluasi MBG melibatkan data siswa yang mengalami alergi makanan atau membutuhkan gizi tambahan dan kendala fasilitas dapur sebagai syarat utama

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Sulvi Sofiana
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai saat melihat MBG di SMAN 10 Surabaya, Senin (13/1/2025). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA  - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah diterapkan di 18 SMA, SMK, dan SLB negeri maupun swasta di Jawa Timur sejak 6 Januari 2025.

Program ini mencakup sekolah di Pacitan, Lamongan, Sidoarjo, Surabaya, Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Bojonegoro.

Baca juga: Apa Menu Program Makan Bergizi Gratis bagi ABK ? Pakar Nutrisi UC Paparkan Kebutuhan Gizi Khusus

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai menegaskan bahwa program MBG harus terus dievaluasi agar bisa berkembang dan diterapkan secara luas. 

"Kami ingin program ini benar-benar masif dan memberikan hasil optimal. Evaluasi dari laporan ke Badan Gizi Nasional (BGN) sangat penting," ujar Aries saat meninjau pelaksanaan program di SMAN 10 Surabaya dan SMK PGRI 1 Surabaya, Senin (13/1/2025).

Aries menjelaskan, evaluasi melibatkan data siswa yang mengalami alergi makanan atau membutuhkan gizi tambahan.

Faktor ini menjadi alasan mengapa program belum dapat dijalankan serentak di semua sekolah. 

Selain itu, menu yang disajikan terdiri dari nasi, sayur, daging atau ayam, buah, dan susu dianggap sudah memenuhi kebutuhan gizi siswa.

Selain itu, Aries menyoroti kendala fasilitas dapur sebagai syarat utama pelaksanaan program.

Di Kota Batu, misalnya, 11 dapur yang dibutuhkan belum tersedia, sehingga program MBG belum dapat berjalan. 

"Kota Batu belum siap karena fasilitas dapurnya belum terbentuk sama sekali," jelas Aries.

Sementara untuk siswa SLB, mengingat beberapa siswa memiliki kebutuhan khusus, seperti diet tertentu atau menu yang tidak sesuai.

Aries menyebutkan bahwa nantinya program untuk SLB akan disesuaikan melalui komite sekolah dengan melibatkan wali murid, yang lebih memahami kebutuhan gizi anak mereka.

"Jika hasil evaluasi menunjukkan banyak kendala, kami akan memperbaiki sistemnya agar program tetap berjalan dengan baik," tutup Aries.

Kepala SMAN 10 Surabaya, Teguh Santoso mengatakan sekolah ditunjuk sebagai pelaksana dalam program MBG.

Persiapan pendataan pun telah dilakukan sejak beberapa hari lalu.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved