Haul Gus Dur Pare Kediri

Haul ke-15 Gus Dur di Pare Kediri, Momen Kebersamaan dengan Anak Istimewa dan Lansia 

Puncak peringatan haul Gus Dur ini digelar di Rumah Lansia dan Anak yang dikelola oleh komunitas Gusdurian Mojokutho Pare, Kediri

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Isya Anshori
HAUL GUS DUR - Acara peringatan Haul Gus Dur ke 15 di rumah Lansia dan anak Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur, Selasa (28/1/2025). Dalam momen ini, Komunitas Gusdurian Mojokutho Pare menyebut tidak hanya menjadi ajang mengenang sosok guru bangsa, tetapi juga menjadi momen kebersamaan dengan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) serta para lansia.   

Laporan : Isya Anshori

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Peringatan Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur, berlangsung penuh makna di Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (28/1/2025).

Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Gusdurian Mojokutho Pare ini tidak hanya menjadi ajang mengenang sosok guru bangsa, tetapi juga menjadi momen kebersamaan dengan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) serta para Lansia. 

Puncak peringatan haul Gus Dur ini digelar di Rumah Lansia dan Anak yang dikelola oleh komunitas tersebut.

Suasana haru dan penuh kehangatan menyelimuti acara yang turut dihadiri oleh anak-anak dari Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kecamatan Badas dan Pare.

Sebelumnya, komunitas ini juga mengadakan lomba kreasi mewarnai Mamamia, yang diikuti 500 peserta dari TK dan PAUD se-Kecamatan Pare, pada Jumat (24/1/2025).  

Ning Emma Rahmawati, pengasuh Pondok Pesantren Khoiriyah Hasyim, Seblak, Jombang, sekaligus cicit dari Nyai Khairiyah Hasyim turut hadir dalam acara tersebut.

Ia menyampaikan apresiasi kepada komunitas Gusdurian Mojokutho Pare yang tidak hanya menjaga nilai-nilai perjuangan Gus Dur, tetapi juga memiliki kepedulian besar terhadap Lansia terlantar dan anak-anak jalanan. 

"Di komunitas Gusdurian ini, saya melihat 9 nilai utama Gus Dur diterapkan dengan nyata, yaitu ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, keberanian, dan kearifan lokal. Semua nilai itu tergambar jelas dalam bagaimana mereka merawat para lansia dan anak-anak dengan penuh kasih sayang," terang Ning Emma.  

Keberadaan rumah Lansia dan anak ini bahkan pernah membuat Ibu Sinta Nuriyah, istri almarhum Gus Dur, terharu hingga meneteskan air mata saat berkunjung pada Maret 2024 lalu.

Ning Emma yang mendampingi Ibu Sinta saat itu menceritakan bagaimana rasa haru muncul melihat para Lansia yang dulunya terlantar kini memiliki tempat tinggal yang layak, tanpa dipungut biaya sepeser pun. 

"Bagaimana tidak terharu? Di rumah ini, para Lansia yang sebelumnya tidak memiliki keluarga dan tempat tinggal kini dirawat dengan sepenuh hati. Semua ini dilakukan dengan sukarela oleh para relawan Gusdurian Mojokutho Pare," jelas wanita yang juga sebagai Koordinator Gusdurian Jombang. 

Sementara itu, Antok Renata, Koordinator Gusdurian Mojokutho Pare sekaligus pendiri rumah Lansia, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian yang diberikan dalam acara haul ini.

Ia menyebut bahwa kegiatan peringatan Gus Dur yang melibatkan anak-anak istimewa dan para Lansia ini merupakan wujud nyata ajaran Gus Dur tentang kemanusiaan dan persaudaraan. 

"Haul Gus Dur ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai yang beliau ajarkan. Salah satunya adalah bahwa semua manusia itu sama di hadapan Tuhan, dan setiap orang, termasuk anak-anak istimewa serta Lansia yang ada di sini, berhak mendapatkan perhatian dan kasih sayang," ujar Antok.  

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved