Pemindahan Makam Trenggalek

Ada Ritual Khusus Saat 435 Makam Warga Trenggalek Dipindahkan, Dampak Proyek Bendungan Bagong

Warga Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek gotong royong memindahkan makam leluhur di Tumpak Gading, Jumat (31/1/2025).

SURYAMALANG.COM/Sofyan Arif Candra
PEMINDAHAN MAKAM - Relokasi Makam Tumpak Gading, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek, Jumat (31/1/2025). Warga Memindahkan Makam Leluhur Karena Terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bagong. 

SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Sebuah ritual khusus yang dilakukan bersama warga desa dilakukan sebelum dilakukan pemindahan ratusan makam di Trenggalek.

Warga Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek gotong royong memindahkan makam leluhur di Tumpak Gading, Jumat (31/1/2025).

Makam tersebut dipindahkan karena terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bagong di desa setempat.

Sekretaris Desa Sumurup, Jarwoto menuturkan pemindahan makam tersebut dimulai tanggal 25 Januari 2025.

"Dari tim BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) tidak ada membatasi sampai kapan, karena melihat situasi alam juga, kalau cuaca bagus setiap hari dilaksanakan agar cepat selesai, tapi kalau hujan ya berhenti," kata Jarwoto, Jumat (31/1/2025).

Pembongkaran makam dilakukan secara manual dan tidak menggunakan alat berat.

Hal tersebut dilakukan untuk menghormati para leluhur dan menjaga agar kerangka jasad tidak rusak.

Warga juga menggelar ritual khusus sehari jelang pemindahan makam yaitu menggelar selamatan.

"Bentuknya selamatan bersama-sama yang diikuti seluruh ahli waris. Kita tumpengan dan pamitan yang dipimpin oleh sesepuh desa," lanjutnya.

Dalam pemindahan ini, ahli waris mendapatkan kompensasi dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) senilai Rp 4 juta hingga Rp 4,5 juta.

Kompensasi tersebut diberikan setelah jasad masing-masing leluhur sudah dipindahkan ke lokasi makam yang baru.

Jarwoto memastikan tidak ada kendala berarti dalam proses pemindahan, hanya saja ada lima makam yang ahli warisnya sudah tidak ada.

"Lima makam tersebut termasuk makam yang paling tua. Walaupun tidak ada ahli warisnya, makam tersebut tetap dipindahkan oleh panitia pemindahan makam," tegasnya.

Sementara itu, Kapolsek Bendungan, Iptu Suswanto mengatakan makam tersebut masuk ke wilayah area genangan Bendungan Bagong.

"Makam ini dekat dengan asdam sehingga termasuk wilayah yang paling dalam tergenang air atau tenggelam," ujar Suswanto.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan progres pembangunan Bendungan Bagong sudah terealisasi 67,4 persen.

Bendungan Bagong dibangun sejak tahun 2018 menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) sebesar Rp 1,67 Triliun.

"Progres Fisik Secara kumulatif Bendungan Bagong sudah terealisasi 67, 4 persen dari rencana 65,8 persen sehingga ada deviasi 1,5 persen," pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved