Banyak Relawan Makan Bergizi Gratis di Jatim Mundur Karena Tak Digaji, Ini Tanggapan Pj Gubernur

Banyak Relawan Makan Bergizi Gratis di Jatim Mundur Karena Tak Digaji, Ini Tanggapan Pj Gubernur

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Purwanto
TAK DIGAJI: Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Jawa Timur, Senin (13/1/2025). Relawan MGB banyak yang mundur karena tak mendapatkan gaji. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono angkat bicara terkait banyaknya relawan program Makan Bergizi Gratis (MBG) memutuskan berhenti dan mundur karena pembayaran gaji tidak jelas.

Dikatakan Adhy Karyono, bahwa untuk saat ini pembiayaan program Makan Bergizi Gratis seluruhnya dari pemerintah pusat.

Sedangkan Pemprov Jatim meski sudah memberikan alokasi untuk program MBG, anggaran tersebut masih belum bisa digunakan. Termasuk untuk mengcover pembiayaan relawan MBG yang saat ini belum terbayar.

“Saya belum memantau sampai sejauh itu. Itu urusan kontrak antara Badan Gizi Nasional (BGN) dengan para mitra program, itu urusan internal di sana ya,” kata Adhy Karyono kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (1/2/2025).

Ditegaskan Adhy, Mendagri memang telah memberikan arahan agar daerah mengalokasi anggaran untuk program MBG.

Baca juga: Jawa Timur Impor 2000 Ekor Sapi Perah dari Australia untuk Suplai Susu Program Makan Bergizi Gratis

Dari total Rp 5 trilliun, Pemprov Jatim sejatinya sudah mengalokasikan sebesar Rp 400 miliar dari APBD Pemprov Jatim untuk mendukung kesuksesan program MBG.

Akan tetapi, saat ini anggaran tersebut belum dikucurkan karena terkendala aturan dan juknis dari pemerintah pusat.

“Sementara konsentrasi kami tidak digunakan untuk menambah target ataupun bantuan makannya."

"Tapi digunakan untuk supporting untuk dapurnya atau distribusinya. Dan kami menunggu untuk pedoman berikutnya,” pungkas Adhy.

Di sisi lain, salah seorang pasutri Relawan MBG memutuskan untuk berhenti bekerja karena gajinya tidak jelas. Padahal saat bekerja sebagai relawan MBG mereka bekerja sejak jam 1 pagi.

Pasutri tersebut adalah Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48), warga Desa Pandian, Kecamatan Kota, Sumenep yang sehari-hari menjalankan usaha warung nasi.

Farid awalnya bertugas di bagian pemorsian, sementara istrinya, yang akrab disapa Wulan, ditugaskan di bagian penyayuran.

Farid menjelaskan bahwa relawan di bagian penyayuran bekerja sejak pukul 01.00 WIB hingga selesai, memasak sayur bersama relawan lain yang bertugas memasak nasi.

Sementara itu, relawan di bagian pemorsian mulai bekerja sejak pukul 04.00 WIB hingga semua menu selesai dimasak.

Keduanya memutuskan untuk mengundurkan diri setelah dipindahtugaskan ke bagian lain. Farid ditugaskan sebagai sekuriti dapur, sedangkan Wulan dipindah ke bagian pemorsian.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved