Mutilasi Jasad Dalam Koper Ngawi

CIRI-CIRI Psikopat Narsistik Seperti Antok Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah, Tidak Berperasaan

Ciri-ciri psikopat narsistik seperti Antok pelaku mutilasi Uswatun Khasanah, tidak berperasaan dan masih banyak lagi, kenali tanda-tandanya.

Suryamalang.com/Luhur Pambudi/CCTV Hotel
MUTILASI JASAD DALAM KOPER NGAWI - Tersangka mutilasi Rohmad Tri Hartanto alias Antok (KANAN) saat digelandang di Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025). Rekaman CCTV hotel (KIRI) ketika Antok memindahkan koper merah berisi jasad korban Uswatun Khasanah ke dalam mobil. 

SURYAMALANG.COM, - Kenali ciri-ciri psikopat narsistik seperti Antok pelaku mutilasi Uswatun Khasanah yang jasadnya ditemukan di dalam koper merah. 

Jasad Uswatun Khasanah (29) juga tidak utuh di dalam koper sebab bagian kepala dan kakinya dibuang ke tempat berbeda oleh Rohmad Tri Hartanto alias Antok (33).

Uswatun Khasanah dan Antok adalah pasangan kekasih yang berhubungan gelap selama 3 tahun terakhir. 

Antok asal Tulungagung sudah memiliki istri sah dan anak, sementara Uswatun Khasanah asal Blitar seorang janda dua orang anak.

Baca juga: Kebohongan Antok Mutilasi Uswatun Bukan Pakai Pisau Dapur Tapi Sajam Lain, Fakta Hasil Autopsi

Tempat eksekusi pembunuhan terjadi di sebuah kamar hotel Kota Kediri pada Minggu (19/1/2025).

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Polda Jatim yang melakukan tes kejiwaan mendapati tersangka masuk ke golongan psikopat narsistik.

"Didapati hasil dari tes psikologi ini oleh psikolog forensik antara lain termasuk dalam golongan psikopat narsistik," kata Dirreskrimum Polda Jatim, M Farman, Senin (3/2/2025).

“Tidak punya perasaan yang iba terhadap korban apabila sudah merasa ketersinggungan, intinya emosinya meledak-ledak dan keibaannya kurang,” tambah Farman mengutip Kompas.com.

Antok juga memutilasi korban dalam keadaan tenang tanpa memiliki rasa keraguan.

“Ya itu hasil dari psikolog itu karena pelaku ini kelihatan tenang dalam melakukan itu, tidak ada rasa keraguan, tidak ada rasa iba terhadap korban sehingga digolongkan sebagai psikopat,” jelas Farman.

Psikopat Narsistik

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit.

Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat, karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.

Sedangkan narsistik adalah gangguan kepribadian yang membuat penderitanya merasa lebih baik dan lebih penting daripada orang lain. Gangguan ini juga dikenal sebagai Narcissistic personality disorder (NPD). 

Psikopat tidak takut pada siapa pun dan memiliki kepercayaan diri yang luar biasa.

Baca juga: PANTAS Tega Mutilasi Uswatun, Antok Ternyata Psikopat Narsistik Tak Punya Iba, Emosi Meledak-Ledak

Psikopat dan narsisis memiliki satu sifat penting yang sama. Keduanya tidak memiliki empati dan hanya peduli pada diri sendiri.

Mereka bisa menyakiti dan memanfaatkan orang lain untuk tujuan pribadi mereka, kata Steven Reidbord, MD, psikiater dari Sacramento dalam tulisannya yang berjudul Narcissist, Psychopaths and Other Bad Guys di Psychology Today.

Namun, orang yang menderita Narcissistic Personality Disorder menunjukkan arogansi yang besar dan kebutuhan yang konstan untuk diperhatikan oleh orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Berikut ini ciri-ciri seseorang memiliki kepribadian psikopat narsistik dilansir dari themindsjournal.com melalui TribunJakarta:

1. Tidak Adanya Rasa Bersalah Atau Penyesalan

Menampilkan kekosongan emosional yang membingungkan dimana seseorang harus mengalami penyesalan karena telah menyebabkan rasa sakit, kesusahan, atau bahaya.

Ketidakhadiran yang mencolok ini mencerminkan kurangnya empati dan tanggung jawab etis, sehingga sulit untuk berhubungan dengan perasaan atau penderitaan orang lain.

2. Sikap Tidak Berperasaan

Menunjukkan pelepasan emosi yang meresahkan dalam interaksi, kurang menghargai emosi, hak, atau kesejahteraan orang lain.

Sikap ini menunjukkan pendekatan yang tidak sensitif dan tidak peduli, sering kali mengarah pada pengabaian atas konsekuensi tindakan seseorang terhadap orang-orang di sekitarnya.

3. Mengutamakan Kepentingan Pribadi

Menunjukkan kecenderungan yang konsisten untuk meninggikan keinginan, kebutuhan, dan keuntungan pribadi di atas kesejahteraan orang lain.

Fokus yang egois ini sering kali mengarah pada perilaku eksploitatif dan kurangnya pertimbangan mengenai dampak tindakan mereka terhadap orang-orang yang berinteraksi dengan mereka.

4. Kepalsuan dan Penipuan

Terlibat dalam jaringan penipuan dan manipulasi untuk mencapai tujuan pribadi.

Seringkali disertai dengan pesona yang tampak luar, pola ketidakjujuran ini mengaburkan niat sebenarnya, menciptakan lapisan yang mengkhianati motif dan tujuan yang mendasarinya.

5. Detasemen Emosional

Menggambarkan keterputusan yang mencolok dari emosi dan pengalaman orang lain.

Keterpisahan emosional ini menghasilkan hubungan yang dangkal dan dangkal, ketika individu berjuang untuk memahami atau berempati dengan perasaan orang-orang di sekitarnya.

6. Pesona yang Tidak Jujur

Menampilkan sikap lahiriah yang karismatik dan ramah yang dirancang untuk memanipulasi dan menipu.

Pesona ini menjadi alat yang ampuh, menyembunyikan motif tersembunyi sambil mengeksploitasi kelemahan orang lain, semua demi mengejar keuntungan pribadi.

7. Impulsif Tanpa Pengekangan

Mengalah pada dorongan hati tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

Impulsif yang tidak terkendali ini mengarah pada pengambilan keputusan dan tindakan yang tergesa-gesa dan sering kali kurang mempertimbangkan potensi kerugian yang dapat ditimbulkannya terhadap diri sendiri dan orang lain.

8. Kurangnya Empati

Mencontohkan ketidakmampuan atau keengganan untuk memahami dan berbagi emosi orang lain.

Kurangnya empati ini menciptakan keterputusan, menghambat kemampuan untuk menjalin hubungan emosional yang bermakna dengan orang-orang di sekitar mereka.

9. Mengabaikan Tanggung Jawab

Mengabaikan komitmen, kewajiban, dan tugas, berarti kurangnya ketergantungan dan akuntabilitas baik dalam hubungan pribadi maupun profesional.

Perilaku ini merusak kepercayaan dan berkontribusi terhadap ketidakandalan yang dapat merusak interaksi.

10. Berlatih Manipulasi

Menggunakan taktik licik untuk mempengaruhi orang lain secara emosional atau psikologis, terutama untuk memajukan agenda pribadi.

Manipulasi ini mengeksploitasi kelemahan orang lain, sering kali menimbulkan rasa kendali atas situasi dan individu.

11. Cepat marah

Menampilkan ledakan kemarahan dan mudah tersinggung secara tiba-tiba, sering kali dipicu oleh provokasi kecil.

Semburan agresi ini menciptakan suasana bermusuhan dan tidak dapat diprediksi, membuat interaksi dengan individu menjadi tegang dan menantang.

Kekejaman Antok

Seperti diketahui, Antok tidak saja tega membunuh dan memutilasi mayat selingkuhannya, Uswatun Khasanah.

Tersangka juga membuang tiga bagian tubuh korban di tiga wilayah Kabupaten Jawa Timur. 

Bagian kepala korban dibuang di Trenggalek, kaki korban dibuang di Ponorogo dan sisa bagian tubuh korban yang lain dibuang di Ngawi. 

Baca juga: Kegiatan Antok dan Uswatun Khasanah di Malam Hari Sebelum Tragedi Mutilasi, Sempat Terekam CCTV

Sisa bagian tubuh Uswatun Khasanah dimasukkan di dalam koper merah yang dibungkus plastik layaknya paket. 

Motif Antok membunuh Uswatun Khasanah karena sakit hati dan kesal atas kalimat kasar yang pernah dilontarkan oleh korban ke anak perempuannya.

Kini, Antok dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, serta Pasal 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara maksimal seumur hidup.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved