Mutilasi Jasad Dalam Koper Ngawi

BAHAYA Psikopat Narsistik, Antok Ternyata 5 Jam Mutilasi Uswatun Khasanah, Tenang Tanpa Keraguan

Bahaya Psikopat Narsistik masuk dalam golongan 'dark triad', terbukti Antok 5 jam mutilasi Uswatun Khasanah, tenang tanpa keraguan.

Youtube KOMPASTV/KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
KASUS MUTILASI NGAWI - Rohmat Tri Hartanto alias Antok (KANAN) pelaku pembunuhan dan mutilasi jasad Uswatun Khasanah. Koper merah (KIRI) barang bukti disita Polda Jatim setelah tersangka ditangkap di Madiun, Minggu (26/1/2025). Antok termasuk dalam golongan psikopat narsistik. 

SURYAMALANG.COM, - Bahaya psikopat narsistik seperti tersangka Rohmat Tri Hartanto alias Antok (33) tampak jelas dari kasus mutilasi Ngawi tersebut.

Dari hasil penyelidikan polisi, terungkap fakta Antok melakukan mutilasi terhadap jasad selingkuhannya, Uswatun Khasanah (29) selama kurang lebih 5 jam. 

Dalam durasi waktu tersebut, Antok yang digolongkan sebagai psikopat narsistik melakukan mutilasi dengan tenang tanpa rasa iba ataupun keraguan. 

Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman mengatakan, tersangka melakukan mutilasi terhadap korban mulai pukul 01.30 hingga 05.30 WIB.

Dalam kurun waktu tersebut, tersangka menyayat tubuh korban dengan perasaan tenang.

Baca juga: CIRI-CIRI Psikopat Narsistik Seperti Antok Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah, Tidak Berperasaan

“Sayatan itu tipis-tipis, artinya itu dilakukan berulang-ulang kali. Makanya butuh waktu durasi 5 jam untuk melakukan mutilasi,” ucap Farman pada Senin (3/2/2025) mengutip Kompas.com.

Berdasarkan sayatannya, Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim memperkirakan alat yang digunakan adalah pisau tipis sebagaimana barang bukti pisau buah yang disita polisi.

“Sehingga diperkirakan menggunakan pisau yang kecil sejenis barang bukti yang kita amankan,” kata Farman.

Pisau yang dijadikan barang bukti oleh Polda Jatim tersebut berupa pisau buah bersarung hijau dan berjumlah satu buah.

Tersangka mengaku pisau tersebut dibeli di sebuah minimarket.

Diduga, tersangka Antok memutilasi tubuh kekasihnya itu selama kurang lebih empat hingga lima jam.

Tersangka membagi tubuh korban menjadi tiga bagian, yakni kepala, tubuh, dan kaki.

Berdasarkan analisis tim psikolog Polda Jatim yang disampaikan Dirreskrimum Polda Jatim, tersangka memutilasi korban dengan perasaan tenang tanpa keraguan.

“Ya, itu hasil dari psikolog, itu karena pelaku ini kelihatan tenang dalam melakukan itu, tidak ada rasa keraguan, tidak ada rasa iba terhadap korban sehingga digolongkan sebagai psikopat,” kata Farman.

Baca juga: Kebohongan Antok Mutilasi Uswatun Bukan Pakai Pisau Dapur Tapi Sajam Lain, Fakta Hasil Autopsi

Dari hasil analisis kepribadian tersebut, Antok dinyatakan sebagai seorang psikopat narsistik.

“Didapati hasil dari tes psikologi ini oleh psikolog forensik, antara lain termasuk dalam golongan psikopat narsistik,” kata Farman.

Gangguan kepribadian tersebut diketahui dengan adanya ciri-ciri tersangka saat melakukan pembunuhan dan mutilasi, tidak memiliki rasa iba terhadap korban.

“Tidak punya perasaan yang iba terhadap korban apabila sudah merasa ketersinggungan, intinya emosinya meledak-ledak dan keibaannya kurang,” ujarnya.

Psikopat Narsistik Termasuk Dalam 'Dark Triad'

Dark Triad adalah sebutan untuk kumpulan tiga sifat kepribadian yang cenderung negatif karena dianggap dapat berbahaya untuk orang lain.

Istilah Dark Triad pertama kali dikemukakan oleh Paulus dan Williams pada tahun 2002 dalam sebuah penelitian tentang kepribadian.

Kedua psikolog itu mengindentifikasi tiga sifat kepribadian paling menonjol dari orang-orang yang dianggap berbahaya dan berisiko sebagai kriminal.

Ketiga sifat kepribadian itu adalah narsisme, psikopat, dan machiavellianisme. Ketiganya memiliki ciri-ciri dalam hal keengganan sosial, promosi diri, kedinginan emosional, dan agresivitas.

Baca juga: Kegiatan Antok dan Uswatun Khasanah di Malam Hari Sebelum Tragedi Mutilasi, Sempat Terekam CCTV

Layaknya semua sifat kepribadian, Dark Triad dalam diri setiap orang juga memiliki tingkatan tertentu.

Peneliti menemukan, Dark Triad dengan tingkat tertentu bisa meningkatkan kesuksesan seseorang, tapi apabila tingkat Dark Triad-nya terlalu tinggi, maka orang itu bisa membahayakan mereka yang ada di sekitarnya. 

Orang yang memiliki tiga sifat kepribadian Dark Triad bisa saja ditemui dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar.

Lebih jauh, berikut penjelasan tentang sifat Dark Triad melansir Kompas.TV (grup suryamalang):

1. Narsisme

Dikutip dari PsychologyToday, narsisme ditandai dengan ciri terlalu mengagungkan diri sendiri, egois, kecenderungan untuk memanipulasi orang lain, dan ketidakmampuan untuk melihat dunia dari mata orang lain.

Bisa disebut, narsisme merupakan kecintaan yang berlebihan pada diri sendiri.

Seorang narsistik percaya dirinya lebih hebat dibanding orang lain dan ingin orang lain mengakui hal tersebut.

Mereka tidak hanya berusaha menjadi pusat perhatian atau berusaha mendapat pujian saja, tapi ingin selalu dipuja.

Itu sebabnya seorang narsistik akan menuntut segala hal harus sesuai dengan standar mereka.

Bahkan mereka tidak akan segan-segan melakukan kecurangan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bagi mereka, pusat dari dunia itu diri mereka sendiri.

Narsistik biasanya menggunakan teknik gaslighting untuk mengontrol orang lain.

Dilansir dari wikipedia.org, gaslighting merupakan bentuk penyiksaan secara psikologi yang terjadi dalam hubungan antar-orang, dimana penyiksa melemahkan rasa percaya diri korban dengan membuat mereka mempertanyakan ingatan, sudut pandang, dan kewarasan mereka.

Hal ini bisa berbahaya bagi kesejahteraan psikologis seseorang.

Sebagai pasangan, narsistik akan bersikap posesif, agresif saat dikritik, suka berbohong, dan sangat mengontrol.

Menjalin relasi dengan seorang narsistik hanya akan membuatmu terjebak dalam toxic relationship atau hubungan beracun.

2. Psikopat

Dikutip dari forbes.com, psikopat adalah sifat kepribadian yang ditandai dengan keegoisan, kurangnya penyesalan, impulsif, dan perilaku melanggar hukum.

Ketika melakukan kesalahan atau pelanggaran, seorang psikopat tahu apa yang mereka lakukan itu salah, tapi mereka sama sekali tidak peduli akan hal tersebut.

Mereka tidak akan pernah merasa bersalah karena seorang psikopat tidak punya rasa empati dan hati nurani.

Sifat kepribadian psikopat cukup sulit dikenali, padahal sifat kepribadian ini justru paling berbahaya.

Seorang psikopat biasanya memiliki pesona yang sangat menawan dan mampu mengambil hati orang lain, sehingga para korbannya tidak menyadari mereka berurusan dengan seorang psikopat. 

Meskipun tidak semua orang dengan sifat kepribadian psikopat selalu melakukan kekerasan,  tidak ada salahnya kita berhati-hati dalam berelasi dengan orang tipe ini karena mereka tetap memilki risiko tinggi melakukan kekerasan dan pelanggaran hukum.

3. Machiavellianisme

Dilansir dari forbes.com, machiavellianisme adalah penggunaan manipulasi dan eksploitasi terhadap orang lain untuk mendapatkan kontrol atas orang tersebut.

Mereka memiliki pandangan sinis pada moralitas seseorang dan beranggapan bahwa orang-orang yang patuh terhadap nilai moral semata-mata karena mereka tidak cukup pintar untuk mengakali nilai moral tersebut.

Istilah machiavellianisme berasal dari nama seorang diplomat Italia dan penulis, Machiavelli.

Pada 1532, Machiavelli menulis buku berjudul “The Prince”. 

Buku itu berisi nasihat tentang bagaimana politisi dapat menduduki puncak kejayaan dengan melakukan apapun yang dibutuhkan.

Dalam bukunya, Machiavelli menyatakan “seorang pangeran tidak pernah kekurangan alasan untuk tidak menepati janjinya”.

Machiavelli menyarankan seorang pemimpin boleh bersikap tidak jujur atau manipulatif sebagai taktik untuk menduduki kekuasaan dan posisi yang diinginkan. 

Orang dengan sifat machiavellianisme ini akan sangat lihai dalam berkata dan melakukan taktik untuk memengaruhi orang lain sehingga sering kali korbannya tidak sadar mereka telah diperalat atau dimanfaatkan.

Seperti psikopat, orang dengan sifat kepribadian ini juga punya pesona menawan tetapi pesona ini digunakan untuk mengambil keuntungan dari orang lain.

Layaknya seorang narsistik, machiavellianisme berpikir pantas mendapatkan keinginan mereka bagaimana pun caranya dan membuat pembenaran atas apapun tindakan mereka.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved