Proyek Air Bersih Malang Selatan

Proyek Air Bersih Malang Selatan Senilai Rp 85 Miliar, Perumda Tirta Kanjuruhan dapat Lampu Hijau

proyek air bersih terbaru untuk pemasangan sambungan baru , 37.401 SR di Malang Selatan senilai Rp 85 miliar ini dijanjikan dari Kemen PUPR

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
FOTO DOKUMENTASI - SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
PROYEK AIR BERSIH - Gus Tado, ketua Komisi II (tengah pakai kopiah) dan sebelah kanannya, Samsul Hadi, Dirut Perumda Tirta Kanjuruhan saat menghadap ke Kementetian PUPRP, Jumat (7/2/2025). Proyek air bersih senilai Rp 85 Miliar bagi warga Malang Selatan sudah mendapat 'lampu hijau' 

"Dari pertemuan kemarin itu, PUPR sudah oke. Dan, semoga segera terealisasikan tahun ini sehingga Malang selatan bisa terbebas dari air bersih meski dimusim kemarau," papar Gu Tado, anggota dewan tiga periode dari PKB itu.

Seperti diketahui, empat bulan lalu, Perusahaan daerah air bersih itu menuntaskan proyek prestisius senilai Rp 25 miliar di sumber mata air Goa Kalisat, Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, buat melayani 5.000 sambungan baru (SR) di Malang selatan, kali ini kembali melakukan terobosan serupa. 

Saat itu, Senin (23/9/2024), Bupati Sanusi meresmikan proyek bantuan dari PUPR yang bekerja sama dengan Hungaria.

Proyek prestisius membuat Sanusi bangga kepada Samsul karena persoalan utama warga, terkait air bersih sedikit terselesaikan. 

Proyek itu beda dengan sumber lainnya, karena sumber air di Goa Kalisat itu berada di bawah sungai, dengan medan jangkau yang sulit.

Namun, berkat kerja tim dari Perumda Tirta Kanjuruhan dan pemerintah Hungaria, sumber yang semula sulit dimanfaatkan airnya itu kini jadi andalan di Malang selatan.

Bahkan, Kementerian PUPR dan Pemerintah Hungaria, mengakuinya itu merupakan proyek PDAM dengan cakupan tercepat. 

"Belum ada sumber lain, begitu dibuka langsung bisa melayani pelanggan sebanyak 5.000 SR karena peralatannya canggih sehingga mampu mempercepat debit airnya jadi 40 liter per detik," ungkap Samsul.

Menurut Samsul, proyek ini menggunakan teknologi tercanggih. Yakni, SCADA (supervisory control and data auquisition) dan GIS (Geographic information system).

Dua tools itu terkoneksi buat mengendalikan dan mempermudah operasional, dari hulu sampai ke hilir atau ke pelanggan.

Bahkan, dua sistem itu juga bisa mengontrol kehilangan air hingga 16 persen, sehingga kalau ada pencurian air di jaringan, misalnya, itu dengan mudah akan diketemukan dengan cepat.

Hebatnya, itu cukup dikendalikan dengan gedget, sehingga bisa diketahui jika ada jaringan yang trouble. 

"Mulai dari penangkapan air, pengelolaan dan produksi, sampai pendistribusian air ke pelanggan, itu dikendalikan dengan digital dan bisa dipantau secara online dan realtime.  Sehingga tak mungkin, ada keluhan yang berarti karena sudah terkoneksi secara digital, termasuk suplai air ke pelanggan itu sedang low atau sedang atau tinggi, bisa kita ketahui," ungkap Samsul, bangga.(fiq)

 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved