2 Perusahaan Air Minum Penyebab 4000 Petani di Malang Kekurangan Air, Program Prabowo Terancam Gagal

2 Perusahaan air minum penyebab 4000 petani di Malang kekurangan air, Sumberpitu Tumpang dieksploitasi program Prabowo Subianto terancam gagal.

Suryamalang.com/Imam Taufiq/Instagram @presidenrepublikindonesia
PETANI KEKURANGAN AIR - Kondisi sawah di Kecamatan Tumpang dan Kecamatan Pakis Kabupaten Malang (KANAN) kekeringan air, 4000 petani menjerit mata air Sumberpitu dieksploitasi 2 perusahaan air minum. Presiden Prabowo Subianto (KIRI) saat menyampaikan selamat Hari Pers Nasional ke-79, 9 Februari 2025. Program Presiden penguatan ketahanan pangan di Malang nyata jauh dari harapan. 

Dua perusahaan daerah air minum itu adalah Perumda Tugu Tirta Kota Malang dan Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang.

Baca juga: Presiden Prabowo Singgung Soal Kebijakan Efisiensi, Beber Keinginannya Perbaiki 330 Ribu Sekolah

Jika tidak ada solusi, dikhawatirkan konflik antara ribuan petani itu dengan dua perusahaan air minum bakal terulang kembali seperti tahun 2022 lalu.

Tahun 2022 lalu, tandon air milik Tugu Tirta di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusomo disegel warga.

Hal itu terjadi setelah dua perusahaan air minum dianggap biang kerok kekurangan air untuk sawah seluas 950 hektare (Ha) milik 4000 petani yang ada di 10 desa.

Puluhan desa itu meliputi Desa Sukoanyar, Pucangsongo, Sumberpasir, dan Kecungrejo, semuanya Kecamatan Pakis.

Sedang, di Kecamatan Tumpang, petani yang kekurangan air di antaranya dari Desa Tumpang, Bokor, Slamet, Ringin Songo, Malangsuko, dan Desa Jeru.

"Kalau kemarin, warga masih dapat air meski harus rebutan, bahkan kadang sampai gegeran di sawah" kata Abdul Syukur, Ketua HIPA Dewi Ratih, Desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis kepada suryamalang.com, Selasa (11/2/2025).

"Namun, saat ini, apa yang direbutkan, wong airnya sudah tak ada meski masih musim hujan" kata Abdul.

"Itu karena lima sumber yang ada, dan salah satu sumber terbesar debitnya, yakni Sumberpitu, sudah dikuasai PDAM Kota dan Kabupaten" imbuhnya. 

"Warga yang punya sumber saat ini sudah tak bisa menikmati airnya," tutur Abdul.

Abdul Syukur mengaku punya sawah seluas 3000 m2 yang ditanami padi empat hari lalu.

Namun, sejak tanam hingga saat ini, sawah milik Abdul belum dapat air meski semalam suntuk sudah tak pulang untuk mencari air.

Bukan hanya Abdul, namun banyak petani lainnya sampai batal tanam padi karena tidak dapat air.

"Di Desa Sukoanyar sendiri, ada 148 Ha sawah dengan 300 petani. Namun, sejak air sulit sekitar 6 tahun ini, banyak petani yang frustasi sehingga sawahnya ditanami jagung, sampai pisang," jelas Abdul.

Baca juga: Presiden Prabowo Resmi Buka Kongres Muslimat NU, Apresiasi Mustika Mesem dan Mustika Darling

Menurut Abdul, kondisi itu sangat beda dengan saat air Sumberpitu belum dikuasai dua perusahaan air minum tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved