Breaking News

Karya Mahasiswa

Wine dari Buah Pepaya Karya Mahasiswa PCU, Cita Rasa Istimewa dan Solusi Bernilai Tambah Bagi Petani

Wine dari pepaya Bangkok memiliki rasa manis yang lebih seimbang, tingkat keasaman rendah, dan body/tekstur yang lebih baik. Aroma alkohol yang halus

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
WINE PEPAYA : Cleary Budiman dan Davin Varian Ikwanto Koean, dua mahasiswa Hotel Management Petra Christian University (PCU) mengolah pepaya menjadi wine bercita rasa istimewa.Wine dari pepaya Bangkok memiliki kadar alkohol sesuai standar wine komersial, yakni sekitar 12 persen. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dua mahasiswa Hotel Management Petra Christian University (PCU), Cleary Budiman dan Davin Varian Ikwanto Koean,berhasil mengolah pepaya menjadi wine bercita rasa istimewa.

Karya mahasiswa berupa wine dari bahan buah pepaya ini bisa menjadi solusi sekaligus memberi nilai tambah bagi petani penghasil buah pepaya.

Dikatakan Davin, ide mengolah pepaya ini karena melihat banyaknya sisa buah pepaya akibat panen berlebih di sektor pertanian, sehingga ia dan Cleary termotivasi untuk mencari solusi pengolahan yang lebih efektif.  

"Misalnya dengan mengembangkan fermentasi pepaya menjadi wine. Selain bisa mengurangi limbah pertanian, pengolahan ini juga bisa memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai ekonomis dari buah tersebut,” urai Cleary.

Produk wine ini menurutnya bisa menjadi solusi untuk daerah penghasil pepaya di Jawa Timur seperti Desa Sugihwaras, Kediri, yang berada di kawasan sekitar kaki gunung Kelud. 

Daerah tersebut diketahui memiliki tanah vulkanik yang subur, sehingga dimanfaatkan sebagai ladang pertanian yang produktif.

Namun produksi pepaya yang melimpah sering menyebabkan harga turun, mengakibatkan kerugian pada petani.

Setelah melakukan percobaan pengolahan pada buah pepaya California, Hawaii, dan Bangkok, Cleary serta Davin menemukan formula yang tepat dengan menggunakan pepaya berjenis Bangkok. 

“Wine dari pepaya Bangkok memiliki rasa manis yang lebih seimbang, tingkat keasaman yang rendah, dan body/tekstur yang lebih baik. Aroma alkohol yang dihasilkan juga lebih halus, dengan kadar sesuai standar wine komersial, yakni sekitar 12 persen,” imbuh Davin Kamis (13/3/2025).

Dikatakannya, Wine memang dapat dibuat dari buah lain yang mengandung glukosa, selain anggur.

Jenis olahan wine ini biasanya disebut fruit wine

Untuk menghasilkan komposisi yang pas, Cleary dan Davin menggunakan buah Pepaya Bangkok yang sudah dibersihkan, gula pasir, air, dan ragi.

 “Pepaya harus dikupas dan dipisahkan dari bijinya, lalu dipotong. Setelah itu diblender dan dicampur air dengan perbandingan 1 : 1. Proses penyaringan juga diperlukan, lalu ditambahkan gula pasir dan ragi (Saccharomyces Cerevisiae),” rinci Davin yang memiliki passion di bidang Food and Beverage itu.

Proses fermentasinya sendiri berlangsung selama 14 hari.

Setelah itu, residu yang terbentuk perlu dipisahkan dari wine, dan kemudian wine dimasukkan ke dalam botol untuk proses pengendapan selama 7 hari. 

Jika endapan sudah dipisahkan dari wine, maka wine siap dikonsumsi.

Cleary dan Davin menetapkan harga 150 ribu rupiah untuk olahan wine dari Pepaya Bangkok Per botolnya (750 ml).

"Penyimpanannya di suhu ruang tapi memang harus diperhatikan penambahan gula dan lama fermentasi. Jika terlalu lama difermentasikan akan berubah menjadi cuka karena terlalu asam,"pungkasnya.


Hanjaya Siaputra, Dosen Pembimbing Davin dan Cleary berharap inovasi olahan buah pepaya ini memberi dampak positif bagi masyarakat, khususnya di Desa Sugihwaras, Kediri. 

“Harapannya dari kreasi buah pepaya ini bisa memberdayakan masyarakat lebih baik lagi. Ilmu-ilmu dan penerapan yang dilakukan mahasiswa dapat membantu warga di sana dalam mengelola hasil panen yang melimpah, dengan cara yang tepat dan tentunya meningkatkan perekonomian," pungkasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved