Berita Viral

'Anak Saya Tidak Pernah Memukul' Bantah Ayah Pemuda Hajar Satpam RS Bekasi Putranya Tak Salah Fitnah

'Anak saya tidak pernah memukul' ayah pemuda hajar satpam rumah sakit di Bekasi bantah perbuatan putranya, ngaku difitnah.

|
Tangkapan layar Youtube Tribun Sumsel
SATPAM RS DIANIAYA - Seorang petugas keamanan Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Bekasi Sutiyono (KANAN) saat dirawat pasca-koma 4 hari gara-gara dibanting dan dihajar oleh keluarga pasien. AF terduga pelaku penganiayaan (KIRI-lingkaran merah) marah tunjuk-tunjuk satpam pada Sabtu (29/3/2025) pukul 22.00 WIB. Tidak terima ditegur gara-gara parkir sembarangan menghalangi jalur ambulans. Kini ayah terduga pelaku muncul bantah anaknya pukul korban. 

Dampak dari penganiayaan yang dialami Sutiyono, satpam tersebut mengalami gegar otak hingga sempat amnesia tidak ingat anak istri. 

Sutiyono yang mengalami kejang-kejang hingga masuk ICU mengaku mengalami pembengkakan di bagian kepala.

Joe, kuasa hukum korban yang juga hadir di channel Uya Kuya menjelaskan Sutiyono sempat mengalami amnesia lupa dengan istrinya.

"Kalau dapat informasi dari istri dia sempat amnesia sih lupa istri anak," kata Joe mengutip Youtube Uya Kuya, Senin (7/4/2025).

"Dua hari kemudian baru ingat, sadarnya juga gak langsung sadar gitu jadinya kayak awang-awangan," timpal Ratrichsani istri Sutiyono yang juga datang di program itu.

Namun kini, kondisi Sutiyono bisa dikatakan telah membaik dan sudah keluar dari rumah sakit pada Senin, (7/4/2025) pagi.

Melanjutkan cerita, Ratri istri Sutiyono menyebut kedua orang tua pelaku tidak menunjukkan penyesalan dan justru bersikap arogan.

"Ayah ibunya cuma karena orangnya agak jumawa, arogan," kata Sutiyono.

Ratri mengaku mendapatkan intimidasi serta ancaman dari orang tua pelaku yang merupakan anggota ormas.

"Jadi dia bilang katanya mau bawa semua anggota FBR, terus dia mau ngambil kartu anggota satpamnya dia biar dia gak bisa kerja lagi," timpal Ratri.

Orang tua pelaku juga sesumbar mengaku memiliki kenalan polisi dan menghina korban miskin.

"Terus dia ngaku-ngaku dari Polda 'teman-teman saya dari Polda banyak' kata dia gitu, terus dia bilang kalau miskin jangan banyak tingkah kata ibunya," ungkap Ratri.

Uya Kuya pun menilai ayah pelaku bisa dituntut karena telah menyeret polisi.

"Nah ini orang-orang FBR juga yang merasa namanya dicatut juga bisa dituntut juga bapaknya kan, saya minta ke bapak pelaku ini siapa orang Polda yang anda maksud," kata Uya Kuya.

Hingga kini keluarga pelaku tidak ada yang menunjukkan itikad baik bertanggung jawab kepada korban.

"Enggak (tanggung jawab), dia bilangnya kalau misalnya BPJS pindahin aja BPJS kesehatan enggak usah pakai BPJS ketenagakerjaan" kata Ratri.

"Mungkin karena dia takut disuruh bayar atau gimana saya gak tahu," sambungnya.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved